Masyarakat Ekonomi ASEAN Tinggal Tiga Tahun Lagi

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

Fauzi Aziz

Fauzi Aziz

INDONESIA harus siap betul, ujar presiden SBY saat menghadiri KTT ASEAN di Kamboja, 18-20 November 2012. Tahun depan, 2013, tinggal sebulan lagi dan ini pasti akan menjadi tahun politik, karena setahun kemudian, 2014, akan terjadi alih kepemimpinan nasional.

Celakanya, kalau sudah memasuki fase persiapan dan pelaksanaan, tenaga, pikiran, dan uang dimuarakan ke urusan yang berbau politik. Energi positifnya pasti akan terkuras ke situ. Mempersiapkan diri untuk menyongsong perhelatan besar tahun 2015 sebagai awal dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN dengan progam FTA-nya, siapa yang ngurus dan bisa bersungguh-sunguh untuk bekerja keras mempersiapkan diri agar kita dapat menjadi bagian dari Masyarakat Ekonomi ASEAN, yang benar-benar siap dan tidak merugi.

Memberikan semacam jaminan bahwa kita benar-benar siap berlaga, baik secara politis, ekonomi, sosial dan budaya. Are we ready? Can we do it? Jika kita berpikir optimistis, positif, percaya diri dan kompak bersatu-padu, maka jawabannya adalah yes we are ready and yes we can do it.

Kurang-kurang dikit tak apalah. karena semua negara juga ada masalah yang dihadapinya. Tapi, jangan mengatakan banyak kali yang masih harus dikerjakan. Tak apa, asal jangan dikerjain karena banyak proyek infrastuktur yang harus dibangun. Beberapa aspek yang perlu mendapat perhatian memang, di antaranya, soal kualitas pendidikan, produktivitas dan daya saing, infrastruktur fisik dan nonfisik, pemanfaatan SDA, teknologi informasi, lingkungan hidup, ekonomi kerakyatan, partisipasi masyarakat dan soal kerawanan sosial dan ekonomi.

Kalau yang sangat mendesak adalah penyediaan infrastruktur fisik dan nonfisik, produktivitas dan daya saing. Yang lain-lain bisa sambil jalan dibenahi. Pembangunan infrastruktur, sepertinya berjalan terseok-seok. Akibatnya, para investor harus berpikir panjang untuk merealisasikan rencana investasinya. Pemerintah juga punya masalah, karena hanya sanggup mem-back up anggarannya hanya 35%.

Dana Rp 1.260 Triliun

Perhitungan Bappenas, untuk lima tahun ke depan diperlukan dana sekitar Rp1.260 triliun untuk membangun infrastruktur. Jika pemerintah hanya sanggup menyediakan senilai 35%, berarti hanya senilai Rp 441 triliun dalam lima tahun mendatang. Sisanya, pasti harus dilakukan melalui investasi swasta atau kerja sama partnership antara pemerintah dan swasta meskipun juga hambatannya tidak sedikit.

Tapi, apa pun kondisinya, semua harus berjalan, High cost economy juga harus diubah menjadi low cost economy. Negara lain bisa mengapa kita tidak?. Dua tahun menuju 2014 adalah masa persiapan dan konsolidasi. Menyatukan satu pola pikir dan pola tindak. Syukur ada legacy yang bisa ditinggalkan dalam konteks menuju low cost economy dan terselesaikannya sebagian dari proyek infrastruktur dengan kualitas yang memadai.

Jika tidak, berarti yang ditinggalkan hanyalah perencanaannya saja, seperti yang tertuang dalam MP3EI. Itu pun tidak dijamin bahwa MP3EI akan menjadi platform perencanaan bagi pemerintahan mendatang, karena setiap presiden terpilih memiliki hak prerogatif untuk menyusun perencanaan sesuai dengan visi presiden terpilih dan mekanisme yang diatur dalam UU No 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional serta yang diatur dalam UU No 17 tahun 2007 tentang RPJP Nasional.

Jadi, memasuki pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015, di dalam negeri sedang mengalami masa transisi kepemimpinan nasional. Prosesinya mudah-mudahan berjalan lancar. Kebijakan nasionalnya seyogianya juga harus bisa berjalan sesuai dengan yang ditinggalkan oleh presiden sebelumnya, yang memang sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam kedua UU tersebut. Rencana kerja pemerintahnya tahun pertama pada kabinet baru sudah disiapkan oleh kabinet periode sebelumnya.

Yang paling bijaksana adalah kita semua wajib mengamankannya agar saat pertama kali FTA di ASEAn tahun 2015 berjalan lancar dan tidak menimbulkan kerawanan social-ekonomi. Kita semua wajib menciptakan suasana kondusif dan bisa menjaga stabilitas politik dan keamanan di dalam negeri.***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS