Melukai Hati Rakyat

Loading

Oleh: Sabar Hutasoit

Taufik Kurniawan

Taufik Kurniawan

ADALAH Sekretaris Jenderal DPP PAN, Taufik Kurniawan melarang seluruh anggota Fraksi PAN di DPR untuk tidak menggunakan ruang rapat Badan Anggaran (Banggar) yang baru. Alasannya, kalau ruangan baru itu digunakan, akan menuai protes karena sangat melukai rakyat. Agak lucu memang kedengarannya, ada pihak yang melarang rekannya menggunakan sebuah bangunan baru.

Kenapa aneh? Alasan pelarangan itu bukan karena bagunan itu tidak layak, akan tetapi karena gedung baru tersebut dibangun dengan biaya yang cukup besar, Rp 20 miliar. Artinya, sebuah ruangan yang dibangun dengan menelan biaya Rp 20 miliar, sudah dapat dipastikan ruangan itu super mewah dan super lengkap.

Tapi kenapa PAN tidak mau menggunakannya ? Alasannya, melukai hati rakyat, tapi cukupkah hanya tidak menggunakan ruangan baru itu? Lalu bagaimana dengan fraksi lain yang seharusnya ikut menikmati fasilitas itu, apakah tidak peduli dengan lukanya hati rakyat, atau masa bodoh atau bisanya hanya berorasi namun tidak pernah berprestasi.

Memang sangat tidak masuk akal, biaya pembangunan ruang rapat Banggar dilaporkan menelan Rp20 miliar, sangat berlebihan. Ini sangat tidak realistis. Karena alasan itu mungkin Fraksi PAN tidak mau memanfaatkan ruangan baru sebelum semuanya clear.

Anggaran renovasi ruang rapat, menurut data FITRA, terdapat dalam surat dengan nomor pengumuman lelang 523111/MUMU/BANGGAR/03/GP/2011 dengan alokasi anggaran sebesar Rp 20.370.893.000.

FITRA menilai rencana renovasi itu sebagai pemborosan anggaran. Apalagi saat ini banyak rapat Banggar yang dilakukan di luar gedung DPR. Sekjen DPR, Nining Indra Saleh menjelaskan, renovasi ruangan Banggar dilakukan karena kapasitas ruangan sebelumnya sudah tidak memadai. Apalagi jumlah anggota Banggar sebanyak 85 orang.

Dengan kondisi ruang rapat yang sekarang, kapasitas ruangan tersebut tidak memadai. Selain itu rapat panja yang dilakukan paralel artinya dilakukan bersama-sama dalam satu waktu dan tamu dari pemerintah berjumlah 100-150 orang

Sebenarnya banyak hal yang membuat hati rakyat terluka akhir-akhir ini. Tidak hanya sekitar pembangunan ruang rapat Banggar, namun merenovasi kamar kecil (toilet) para anggota dewan-pun sangat mengusik kenyamanan rakyat. Belum lagi renovasi parkir sepeda motor.

Kamar yang gunanya hanya membuang hajat para anggota DPR saja, harus dibangun dengan menelan anggaran miliaran rupiah sementara rakyat yang menjadikan para wakil rakyat duduk di kursi empuk DPR, jangankan ruang untuk tempat buang kotoran, ruangan untuk tidur bersama anak dan istri-pun tidak punya.Jadi memang, tindakan para wakil rakyat di Senayan sana, teramat menyakitkan.

Belum lagi kita bicara sekitar penanganan tindak pidana korupsi. Sejumlah kejanggalan dapat dilihat oleh rakyat. Sebut saja misalnya kasus Nazaruddin yang sudah menyebut-nyebut nama sejumlah petinggi sebuah partai dan nama penguasa negeri ini.

Tapi hasilnya, aparat penegak hukum terlihat belum mau atau tidak berani menciduk atau memeriska nama-nama yang disebut-sebut Nazaruddin. Bahkan sebaliknya terkesan dilindungi pihak penguasa.

Demikian halnya kasus Bank Century dan kasus pemalsuan surat Mahkamah Agung. Sudah ada memang tersangka untuk kasus tersebut, namun dalang utama yang namanya juga sudah santer di publik, tidak pernah diapa-apakan. Lalu kapan pemerintah negeri ini mau bertindak jujur? ***

CATEGORIES
TAGS
OLDER POST

COMMENTS