Membangun Ekosistem Industri Kreatif di Bali Creative Industry Center

Loading

20150811_124355

DENPASAR BALI, (tubasmedia.com) – Industri kreatif merupakan salah satu pilar penting dalam membangun ekonomi nasional, karena mampu menciptakan sumber daya manusia yang berdaya saing di era globalisasi, sekaligus juga menyejahterakan masyarakat Indonesia.

Demikian disampaikan Menteri Perindustrian Saleh Husin dalam sambutannya pada acara Pembukaan International Conference Creative Industry (ICCI) 2015 di Denpasar, Bali, Selasa (11/8).

Pada kesempatan tersebut, Menperin memberikan apresiasi atas penyelenggaraan ICCI 2015 pada 11-12 Agustus 2015 di Bali, yang diharapkan menjadi wadah komunikasi yang bermanfaat antara pemerintah, akademisi, dan pelaku industri kreatif. Acara yang dihadiri Kepala Badan Ekonomi Kreatif, Triawan Munaf ini akan diisi dengan presentasi dari beberapa keynote speaker mancanegara dengan topik yang berbeda, antara lain tentang fesyen, kriya, desain komunikasi visual, desain produk, interior, arsitektur, seni dan budaya, pendidikan seni dan desain, serta marketing komunikasi dan bisnis kreatif.

Perkembangan ekonomi kreatif pada tahun 2013 menunjukkan gambaran yang positif, dimana sektor ini tumbuh 5,76% atau di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,74%, dengan nilai tambah sebesar Rp 641,8 triliun atau 7% dari PDB nasional. Dari sisi tenaga kerja, sektor ini mampu menyerap 11,8 juta orang atau 10,7% dari angkatan kerja nasional, diikuti dengan jumlah unit usaha mencapai angka 5,4 juta unit atau 9,7% dari total unit usaha. Aktivitas ekspornya pun baik, yakni mencapai Rp 118 triliun atau 5,7% dari total ekspor nasional.

Dari 15 subsektor ekonomi kreatif yang dikembangkan, terdapat tiga subsektor yang memberikan kontribusi dominan terhadap PDB, yaitu subsektor kuliner (Rp 209 triliun atau 32,5%), fesyen (Rp182 triliun atau 28,3%), dan kerajinan (Rp93 triliun atau 14,4 %). Melihat lebih dalam pada kinerja ekspor industri fesyen dan kerajinan, ekspor industri fesyen mencapai Rp 76,7 triliun atau meningkat 8% dibandingkan tahun 2012. Sejalan dengan fesyen, pada industri kerajinan pun terdapat peningkatan kinerja ekspor yakni mencapai Rp 21,7 triliun atau meningkat 7,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Sementara itu, untuk industri konten, khususnya subsektor permainan interaktif serta layanan komputer dan piranti lunak, meskipun kontribusinya terhadap PDB masih kecil, tetapi industri ini memiliki potensi yang besar untuk berkembang, yang ditandai dengan tingginya pertumbuhan nilai tambah yang dihasilkan dengan rata-rata di atas 10% per tahun selama periode 2010–2013. Bahkan kiprah para pelaku industri konten Indonesia sudah semakin mendapat pengakuan di dunia internasional dengan masuknya beberapa aplikasi nasional dalam Asia’s Top Fifty Applications.

Dalam upaya pengembangan industri kreatif nasional, salah satu langkah strategis yang telah dilakukan Kementerian Perindustrian adalah mendirikan Bali Creative Industry Center (BCIC) di Denpasar, Bali. “BCIC dapat menjadi solusi atas masalah yang kerap dihadapi pelaku industri, khususnya industri kecil dan menengah, seperti keterbatasan bahan baku, minimnya riset dan teknologi, kesulitan promosi dan pemasaran, hingga risiko pencurian desain,” kata Menperin. (ril/sabar)

CATEGORIES
TAGS