Mengarahkan Keinginan

Loading

Oleh : Suryadi

Ilustrasi

Ilustrasi

POHON apel baru bisa berbuah setelah semua daunnya dirontokkan sampai bersih. Demikian juga pemangkasan daun dan ranting pada berbagai macam tanaman tertentu perlu dilakukan apabila ingin memperoleh hasil panen yang lebih bagus.

Cara di atas tadi dilakukan, karena orang tahu bahwa pohon yang kebanyakan daun, tidak berbuah. Yang menarik di sini adalah, ternyata ada kemiripan antara pohon dan manusia, sehingga bisa menambah kearifan kita. Hal itu bisa dibaca di kitab Olah Rasa di Dalam Rasa, dalam kitab itu diumpamakan andaikata manusia itu pohon, maka daun diibaratkan keinginannya.

Sebagaimana daun selalu tumbuh selama pohon itu masih hidup, demikian juga dengan keinginan manusia yang terus bermunculan selama orangnya belum meninggal. Kalau pohon kebanyakan daun tidak akan berbuah, maka manusia juga sama apabila kebanyakan keinginan tidak akan menghasilkan karya yang nyata.

Kita pasti pernah menyaksikan orang yang senang sekali bicara. Apa pun dijadikan bahan pembicaraan dan perdebatan. Dia mengulang-ulang perintah karena pikirannya penuh dengan keinginan yang tidak semua bisa diwujudkan.

Semua keinginan (yang berubah menjadi kehendak) yang tidak terpenuhi itu tidak hilang begitu saja, melainkan tertimbun di dalam angan-angan, padahal berbagai keinginan dan kehendak yang tertimbun di dalam angan-angan jika tidak dihilangkan dengan tawakal dapat menyebabkan rusaknya badan (sakit).

Atau walaupun tidak sampai sakit, paling tidak berwujud mimpi yang kacau. Kalau orang tadi tidak pernah mengarahkan keinginannya dan tidak berusaha memiliki watak-watak yang baik/berbudi pekerti yang baik, maka menjelang lepas nyawanya dari badannya, semua timbunan isi angan-angannya akan meluap ke luar melalui mulutnya berupa pembicaraan seperti banjir bandang tidak terkendali. Orang tadi mengigau dan mencerecau dan baru berhenti berkata-kata setelah nyawanya lepas dari badannya.

Di atas disebutkan bahwa dengan merontokkan semua daunnya akan diperoleh panen apel yang bagus. Dengan logika yang sama apabila seseorang ingin mempunyai karya nyata yang bagus, maka orang tadi seharusnya tinggal merontokkan berbagai keinginannya. Begitulah seharusnya. Tetapi nyatanya tidak semudah itu. Mengapa demikian?

Pertumbuhan tunas dan daun baru pohon apel membutuhkan waktu 3 minggu sampai 3 bulan. Akan tetapi pertumbuhan keinginan manusia setiap saat. Dengan kenyataan seperti itu menjadi jelaslah bahwa merontokkan semua keinginan manusia menjadi sesuatu yang mustahil. Akibatnya mewujudkan karya nyata, bagi manusia juga hal yang mustahil. Padahal tugas utama manusia yang hidup di dunia ini adalah berkarya, atau membuat dunia menjadi sejahtera (memayu hayuning bawana) atau menjadi pelaksana karsa Tuhan di dunia. Kalau logika di atas itu kita turutkan, (yaitu karya nyata baru muncul setelah kita berhasil merontokkan semua keinginan kita yang tidak mendukung perbuatan baik yang nyata) dalam banyak hal, memang demikian, kegagalan kita dalam berkarya adalah bukti kegagalan kita mengarahkan atau “merontokkan” keinginan kita.

Namun hal di atas bukan segala-galanya karena walaupun manusia tidak mungkin menghentikan semua keinginan, tetapi manusia masih bisa mengendalikannya atau mengarahkan pada cita-cita yang benar. Inilah kelebihan manusia apabila dibanding dengan makhluk Tuhan lainnya.

Jadi, kita manusia harus dapat mengatur aliran angan-angan atau pikiran agar tidak mengalir ke tempat yang tidak kita kehendaki, maka kita berhasil. Kalau kita ingin mewujudkan sebuah karya nyata, maka langkah yang menurut penulis perlu adalah sebagai berikut.

Langkah pertama kita tentukan sasaran yang jelas, nyata dan dapat kita capai.
Langkah kedua semua angan-angan/pikiran diarahkan demi terwujudnya sasaran yang sudah kita tentukan di atas. Itu artinya aliran angan-angan/pikiran yang arahnya tidak sesuai dengan rencana kita, langsung kita bendung dan diarahkan ke sasaran kita.

Langkah ketiga kalau ingin berhasil, mau tidak mau harus dengan mewujudkan watak-watak utama atau berbudi pekerti mulia. Sebab hal-hal baru, gagasan baru, informasi yang berguna dan sangat berarti hanya dapat kita temukan apabila kita mempraktekkan budi pekerti yang mulia. Apabila rencana kerja ini kita laksanakan dengan sungguh-sungguh pasti berhasil. Walaupun tidak tepat sasaran kita bisa menerimanya karena itulah hasil optimal karya nyata kita. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS