Menggali Budi Pekerti dari Buku Saku

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

BUDI pekerti merupakan sesuatu yang sudah langka dalam hidup kita sehari-hari. Pendidikan budi pekerti tampaknya sudah ditinggalkan dalam kurikulum sekolah kita. Pendidikan budi pekerti adalah pengolahan nafsu dan angan-angan agar mampu mencapai hidup yang lebih sejahtera sesuai kehendak Tuhan Yang Maha Esa (YME).

Dan budi pekerti juga merupakan norma dan pedoman kita untuk bertindak dan bertingkah laku. Dengan kata lain, hal itu berkaitan dengan sikap batin atau olah rasa kita setiap hari dan setiap langkah hidup kita.

Berkaitan dengan itu, kontributor Rubrik “Olah Rasa” dalam Surat Kabar Mingguan (SKM) Tunas Bangsa (Tubas) mencoba mengaktualisasikan budi pekerti itu melalui goretan sederhana yang dapat ditemui pada halaman depan setiap terbitan Tubas.

Memasuki tahun kelima SKM Tunas Bangsa, penerbit mengumpulkan 100 “Olah Rasa” untuk dikompilasi menjadi satu buku saku berjudul Kumpulan 100 Olah Rasa yang tebalnya 104 halaman. Ukuran buku saku yang benar-benar bisa “disakukan”, dipilih agar mudah dibawa ke mana-mana termasuk dalam perjalanan.

Buku mungil kumpulan 100 “Olah Rasa” ini, masing-masing berisi beberapa kata bernas dan membentuk untaian kata mutiara. Olah rasa itu sendiri merupakan hasil renungan yang juga dapat dijadikan renungan bagi setiap orang yang membacanya sepenuh hati.

Kalimat olah rasa dipetik dari apa yang dirasakan dan dimodifikasi sesuai keadaan dalam mengarungi kehidupan agar penuh dengan makna.

Sebagai kontributor, Dr Ir Budi Darmadi, MSc (BD) secara rutin mengisi rubrik tersebut tanpa pernah absen. Bahkan, ketika BD bepergian ke seluruh dunia pun, rubrik tersebut tetap diisinya. Redaksi mencatat, ada beberapa olah rasa yang dikirim melalui SMS dari Korea, Jepang, China dan Eropa. Ini untuk membuktikan, di ujung dunia mana pun manusia tetap perlu merenung.

Ada satu contoh yang menarik. Olah rasa nomor 100 adalah hasil renungan satu malam penuh tanpa tidur. Kutipannya sebagai berikut “Pasrahnya kita kepada Tuhan YME itu dapat diumpamakan seperti pasrahnya bayi dalam gendongan ibunya”. Dan banyak dari olah rasa itu yang dapat dikatakana istimewa sebagai renungan hidup yang dapat dijadikan pedoman.

Misi Tubas

Memasuki usia kelima, SKM Tubas diharapkan dapat tampil semakin baik dan dapat memuaskan pembaca. Salah satu misi yang dipegang teguh oleh Tubas adalah selalu mengedepankan budi pekerti. Sebab itu, rubrik “Olah Rasa” mendapat tempat yang sangat terhormat di SKM Tubas, yaitu di halaman satu.

Terbitnya buku saku ini juga tidak lepas dari upaya mencapai misi SKM Tubas, yaitu mengedepankan budi pekerti. Seperti dikatakan di atas, pendidikan budi pekerti adalah pengolahan nafsu dan angan-angan agar mampu mencapai hidup yang lebih sejahtera sesuai kehendak Tuhan YME. Dan budi pekerti juga merupakan norma dan pedoman kita untuk bertindak dan bertingkah laku. Dengan kata lain, hal itu berkaitan dengan sikap batin atau olah rasa kita setiap hari dan setiap langkah hidup kita.

Seperti dikatakan dalam kata pengantar penerbit: ‘’Satu hal yang mendorong Redaksi untuk menerbitkan buku ini adalah mengingat hidup ini hanya sekali, tidak bisa diulang. Sebab itu, hidup ini ternyata sangat berarti. Tapi sering kita lupa untuk memahami untuk apa hidup ini. Arahnya ke mana, banyak orang tidak tahu. Untuk itulah buku kecil ini kami terbitkan dengan maksud mengajak pembaca menjalani hari-harinya tidak secara rutinitas saja, tapi maknanya cukup dalam. Hidup ini baru ada artinya bila berdaya guna bagi orang lain’’. Buku saku ini diharapkan menjadi tempat menggali budi pekerti bagi banyak orang. (apul)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS