Meningkatkan Investasi dan Kapasitas Produksi, Itu yang Terpenting

Loading

Ilustrasi+Investasi.jpg2

Oleh: Fauzi Aziz

 

MASYARAKAT selama ini dininabobokkan dengan angka-angka capaian tentang pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah result dari serangkaian proses pembangunan ekonomi. Capaian ini penting, karena menjadi sebuah indikator bahwa kegiatan ekonomi tumbuh.

Pertumbuhan yang diharapkan tentu membawa manfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara. Kalau pertumbuhan yang dicapai hanya menguntungkan bangsa lain, maka ini juga menjadi indikator bahwa pembangunan ekonomi yang dilaksanakan dapat dikatakan salah arah.

Mari kita mereview langkah yang sudah berjalan selama ini dalam kerangka untuk memantau hasil kerja yang sudah dilaksanakan oleh seluruh pemangku kepentingan di negeri ini, khususnya yang terlibat dalam pembangunan ekonomi nasional.

Kita duduk perkarakan bahwa pertumbuhan ekonomi penting. Namun ada hal yang jauh lebih penting bahwa pertumbuhan ekonomi tidak akan pernah terjadi bila tidak ada kegiatan dan proses ekonomi yang berjalan di masyarakat.

Investasi dan produksi adalah dua unsur kegiatan dan proses ekonomi yang sangat diperlukan bangsa ini. Tanpa ada investasi dan produksi jangan berharap kita akan bisa mencukupi kebutuhan masyarakat dan bisa melakukan kegiatan ekspor.

Jadi investasi dan produksi adalah “rohnya” dari kegiatan dan proses ekonomi yang berjalan. Ketika kita lihat dari kerangka umum yang lebih makro, peran penerimaaan negara dari pajak dan bukan pajak menjadi penting.

Tax amnesty adalah salah satu contoh kebijakan untuk menggenjot penerimaan pajak dan sekaligus mendorong peningkatan investasi. Sebegitu pentingnya aspek penerimaan negara ini, sebab jika penerimaan negara rendah, kemampuan negara dalam menyediakan sarana dan prasarana ekonomi otomatis akan rendah.

Dampaknya jelas bahwa pembentukan investasi pasti rendah dan seterusnya akan berdampak pada terbatasnya penambahan kapasitas nasional terpasang di sektor produksi.

Tidak hanya ini saja yang terjadi. Sejumlah variabel lain sebagai efek domino akan terjadi kondisi sebagai akibat pembentukan investasi yang rendah, yaitu tingkat pendapatan dan kesempatan kerja yang rendah. Kondisi demikian praktis akan berakibat lebih lanjut terjadinya tingkat konsumsi yang rendah dan motivasi untuk bekerja juga menurun.

Lingkaran setan semacam ini secara totalitas akan mempengaruhi produktifitas ekonomi nasional. Jadi, sebagai fokus perhatian dalam rangka memberikan keyakinan kepada seluruh komponen bangsa, benar dan tepat apa yang telah digariskan sebagai kebijakan umum presiden, yakni meningkatkan investasi dan meningkatkan kapasitas produksi nasional terpasang adalah misi bersama yang harus diwujudkan.

Kita lupakan dulu pertumbuhan ekonomi. Kita lakukan saja kegiatan dan proses ekonomi agar pertumbuhan ekonomi bisa kita raih sebagai result. Catatan ini perlu disampaikan karena kita sering lupa bahwa dimana-maa disampaikan pentingnya pertumbuhan ekonomi. Padahal pesan yang benar adalah, kita perlu meningkatkan investasi dan produksi agar perekonomian nasional tumbuh. Subyek dan oyeknya adalah investasi dan produksi.

Oleh sebab itu, penanganan di dua bidang ini harus dilakukan dengan baik. Kita perlu menata kembali mindset dalam mengelola kebijakan ekonomi. Pertama, dari sisi kegiatan ekonomi, kita fokuskan pada upaya peningkatan investasi dan produksi. Kedua, dari sisi proses ekonomi, kita bereskan seluruh rangkaian input dan output agar dapat berjalan efisien.

Ketiga, baik dilihat dari sisi kegiatan dan proses ekonomi, langkah ini memerlukan dukungan iklim investasi yang sangat kondusif. Rating investasi Indonesia harus semakin baik dan diusahakan menjadi yang terbaik, minimal di kawasan Asean.

Kita bekerja di bidang ekonomi bukan hanya sekedar mengejar pertumbuhan ekonomi. Kita dituntut bekerja keras, melakukan kolaborasi dan kerjasama untuk meningkatkan portofolio investasi bangsa dan peningkatan produksi nasional, yang bisa berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi sebagai result semestinya tidak perlu diperdebatkan terlalu sering karena tercapai atau tidak tergantung dari upaya dan langkah konkret di sisi kegiatan dan proses ekonomi yang hidup di tengah masyarakat.

Dengan kata lain, yang diperlukan adalah angka realisasi pertumbuhan investasi dan pertumbuhan produksi. Tanda-tanda bahwa ekonomi suatu negara sedang bergerak bukan dilihat dari result-nya tetapi sebaiknya dilihat dari sisi output-nya, yakni berapa nilai output investasi dan nilai output produksi yang dihasilkan dalam satu periode tertentu.

Dengan melakukan pendekatan proses ekonomi, maka untuk menghasilkan output diperlukan komponen input berupa modal dan tenaga kerja. Kedua faktor ini mengalir ke dalam sistem produksi nasional dan salah salah satu kunci produksi adalah memaksimalkan rasio output terhadap input yang sehari-hari biasa disebut produktifitas.

Output produksi ini menjadi sebuah aset yang berfungsi melayani kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Namun bilamana jumlah konsumsi domestiknya melebihi produksi nasional, maka selisihnya akan dipenuhi impor.

Berkaitan dengan ini, pemerintah sebagai pembuat kebijakan ekonomi diharapkan fokus membenahi iklim investasi dan kegiatan investasi yang dilakukan harus bisa menambah kapasitas nasional terpasang agar kebutuhan domestik dan ekspor dapat tercukupi dari produksi nasional.

Peran impor harus ditempatkan dalam posisi sebagai penyeimbang atau sebagai pelengkap. Peran Kementerian Perindustrian sebagai contoh adalah meningkatkan investasi dan produksi manufaktur di dalam negeri agar struktur produksi dan ekonomi nasional semakin kuat.

Inilah mengapa Indonesia memerlukan regulasi dan deregulasi yang tujuannya untuk menjamin agar pembangunan ekonomi nasional berjalan maksimal. Mencermati pada kebutuhan bagi pembangunan ekonomi Indonesia agar berhasil mewujudkan menjadi bangsa produsen dan sekaligus menjadi bangsa niaga yang tangguh, Indonesia harus memiliki tiga komponen kebijakan yang penting, yakni kebijakan investasi, industri dan perdagangan yang berdaya saing tinggi melayani pasar dalam negeri dan ekspor, serta mengurangi impor.

Konsep supply chain dari investasi, produksi dan pemasaran harus berjalan efisien. Dan upaya ini harus didukung oleh penyediaan infrstruktur yang memadai, kerangka kelembagaan yang sesuai dan kebijakan makro ekonomi yang stabil. (penulis adalah pemerhati masalah sosial ekonomi dan industri).

CATEGORIES
TAGS