Menjerit

Loading

Oleh: Edi Siswojo

Ilustrasi

Ilustrasi

NAIK tak selalu menggembirakan, turun juga tak selamanya lancar. Buktinya, naiknya harga bahan bakar minyak bersubsidi (BBM) yang mengekor harga minyak di pasar internasional.

Naik dan turun itulah yang bikin wajah rakyat Indonesia bersungut-sungut, sewot dengan rencana kenaikan premiun dan solar mulai April mendatang. Tetapi, DPR melalui ketuanya Marzuki Alie malah sibuk membicarakan pakaian–rok mini–ketat wanita yang bisa naik dan turun di gedung DPR.

Rencana kenaikan harga BBM bersubsidi mulai 1 April mendatang merupakan kenaikan yang ke empat kalinya. Empat kali pula DPR mensetujui perubahan harga BBM yang diajukan pemerintah. Sebanyak itu pula rakyat menjerit oleh himpitan kenaikan harga kebutuhan hidup sehari-hari (sembako) yang terus melambung mengejar kenaikan harga harga premiun dan solar.

Kenaikkan harga BBM sekitar 30 persen itu pekan lalu telah disampaikan pemerintah ke DPR untuk dibahas. DPR silahkan pilih opsi pengurangan subsidi yang membuat hargga BBM naik menjadi Rp 6.000 per liter atau opsi memberikan subsidi tetap Rp 2.000 per liter. “Kami mengusulkan agar ada kenaikan harga BBM Rp 1.500 dalam APBN Perubahan 2012” kata Menteri Keuangan Agus Martowardoyo kepada DPR.

Alasan pemerintah menaikkan harga premiun dan solar karena kondisi perekonomian dunia yang menurun, harga minyak dunia yang terus naik dan untuk menyelamatkan perekonomian nasional. Alasan membosankan yang sudah sering kita dengar. Apa gak ada alasan lain ? Gak tahu ya, yang pasti kenaikan harga minyak di pasar internasional dijadikan “kambing hitam” oleh pemerintah menaikkan harga BBM.

Itulah repotnya kalau pendapatan penjulan minyak sebagai tiang penyangga pendapatan keuangan negara telah lama kecebur ke dalam pusaran liberalisasi pasar minyak dunia. Sebagai akibatnya, harga BBM di dalam negeri mau tidak mau mengekor harga minyak internasional. Ini salah siapa ?

Saya tidak tahu. Saya hanya tahu rakyat menjerit-jerit sampai kerongkongannya kering. Harga sembako terus naik. Anggota DPR yang malas mengikuti sidang sibuk dengan urusannya sendiri termasuk urusan rok mini wanita yang mondar-mandir di gedung DPR. Oaaala, mak !***

CATEGORIES
TAGS
NEWER POST
OLDER POST

COMMENTS