Menperin: Industry 4.0 Topang Ekonomi Digital

Loading

DI PHNOM PENH – Menteri Perindustrian RI Airlangga Hartarto didampingi Dirjen Ketahanan dan Pengembangan Akses Industri Internasional (KPAII) Harjanto (kedua kiri) berfoto bersama dengan Direksi PTT Global Chemical Public Company Limited seusai melakukan pertemuan di sela kegiatan World Economic Forum on ASEAN 2017 di Phnom Penh, Kamboja, 11 Mei 2017.-tubasmedia.com/ist

 

PHNOM PENH, (tubasmedis.com) – Pengembangan sektor manufaktur dengan platform digital menjadi penting, seiring kemajuan teknologi terkini dan berjalannnya era Industry 4.0. Apalagi, pemerintah menargetkan Indonesia menjadi negara dengan ekonomi digital terbesar di ASEAN pada tahun 2020.

“Kebijakan industri yang tepat merupakan kunci kesuksesan bagi pembangunan ekonomi suatu negara. Karenanya, kami fokus memformulasikan dan terus berupaya menciptakan langkah srategis untuk menghadapi tantangan dan peluang saat ini,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto di sela agendanya menghadiri World Economic Forum on ASEAN 2017 di Phnom Penh, Kamboja, Jumat (12/5).

Menurut Airlangga, Kementerian Perindustrian telah melakukan beberapa kegiatan terpadu, antara lain menyelenggarakan konferensi dan simposium terkait Industry 4.0, membangun program e-smart IKM, berkolaborasi dengan negara-negara lain untuk menyiapkan Industry 4.0 di Indonesia, dan menyusun peta jalan untuk mengimplementasikan Industry 4.0.

“Industry 4.0 akan mengubah bisnis tradisional ke arah digitalisasi. Ini tidak bisa dihindari lagi, karena sudah berjalan,” ujarnya. Industry 4.0 adalah kombinasi dari beberapa inovasi penting di teknologi digital seperti Big Data, Autonomous Robots, Internet of Things, Cybersecurity, Cloud dan Augmented Reality.

Untuk membahas lebih dalam mengenai ekonomi digital dan pelaksanaan Industry 4.0, Airlangga melakukan pertemuan dengan berbagai pemangku kepentingan yang turut hadir dalam WEF ASEAN 2017. Upaya ini sekaligus menguatkan konektivitas antara negara-negara di Asia Tenggara.

Misalnya, diskusi dengan Menteri Komunikasi dan Informasi Singapura Janil Puthucheary, terkait rencana pengembangan platform digital bagi indutri kecil dan menengah serta penguatan infrastruktur teknologi modern bagi industri di kedua negara.

Selanjutnya, pertemuan dengan Vice President and the Head of Shire South East Asia, Linda Seah, yang membahas mengenai rencana ekspansi bisnis dari perusahaan farmasi asal Inggris ini termasuk akan mengembangkan pusat inovasi di Indonesia.

“Kami juga melakukan meeting dengan Zafrul Hashim selaku Regional Vice President GRAB untuk membicarakan program Business Process Outsourcing dan program Social Impact untuk penguatan Santripreneur bagi pondok pesantren di Indonesia,” tuturnya.

Selain itu, Menperin Airlangga menyempatkan bertemu dengan US ASEAN Business Council, membahas mengenai investasi yang akan dilakukan oleh pelaku industri Amerika Serikat di Indonesia. Kemudian, diskusi dengan CEO HSBC Indonesia Sumit Dutta terkait pengembangan kawasan industri baru dan mendorong pertumbuhan industri nasional yang diprioritaskan oleh Kemenperin. (ril/sabar)

CATEGORIES
TAGS