Menperin: Momentum MEA, Saatnya Tantangan Jadi Peluang

Loading

20150926_Menperin-Media-UNS

PALEMBANG, (tubasmedia.com) – Masyarakat Ekonomi ASEAN mulai berlaku di akhir tahun ini. Lalu lintas perdagangan dan investasi di kawasan regional ini bakal lebih terbuka sehingga memunculkan tantangan dan peluang.

Diberlakukan MEA 2015 bertujuan untuk menciptakan ASEAN sebagai sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi. Akan terjadi free flow atas barang, jasa, faktor produksi, investasi dan modal, serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN.

Pemerintah pun mendorong masyarakat terutama generasi muda untuk melihat MEA sebagai peluang dan momentum untuk memacu diri.

”Kritis terhadap hal baru itu memang harus, tetapi jangan menjadi pesimis karena sikap ini tidak membawa kita kemana-mana, malah lalai untuk bersiap diri. Untuk MEA, Indonesia berpeluang meningkatkan diri sebagai negara pengekspor dan akses keluar negeri dalam rangka mencari pekerjaan menjadi lebih mudah,” kata Menteri Perindustrian Saleh Husin di Palembang, Sabtu (26/9/2015).

Menperin hadir di ibukota Sumatera Selatan itu untuk memberi kuliah umum pada mahasiswa Universitas Indo Global Mandiri (UIGM) dan Sekolah Tinggi Ekonomi Bisnis Syariah (STEBIS) Palembang dengan tema “Gerakan Nasional Dalam Rangka Memasuki Era Masyarakat Ekonomi ASEAN”.

Saat ini, lanjutnya, nilai ekspor industri Indonesia sampai bulan Juli 2015 ke negara ASEAN, ditambah Jepang dan Tiongkok, telah mencapai 46,75 persen, sedangkan untuk negara lainnya mencapai 53,25 persen dari total ekspor.

Di sisi lain, pemberlakuan MEA 2015 juga akan menjadi tantangan, mengingat penduduk Indonesia yang sangat besar, tentunya akan menjadi tujuan pasar bagi produk-produk Negara ASEAN lainnya.

“Kita tidak menutup mata karena ini riil. Tapi ingat, kita perlu menggunakan sudut pandang yang luas dan timbal balik. Artinya, MEA memang membuka pintu bagi mengalirnya produk Thailand, Malaysia, Vietnam ke Indonesia, tapi produk kita juga sama-sama leluasanya dipasarkan ke sana,” ujarnya.

Dalam hal ini, Menperin mengungkapkan bahwa para pelaku industri kreatif sangat berpeluang mendulang keuntungan dari makin terbukanya pasar ASEAN. Apalagi, generasi muda di Tanah Air terkenal dengan kreativitas dan kemampuan menciptakan produk-produk baru berbasis budaya lokal.

“Penguasaan teknologi informasi juga menjadi peluang berusaha dan berkarier saat ini. Siapa yang punya ‘passion’ di teknologi informasi saat ini? Ya generasi muda termasuk mahasiswa-mahasiswa,” ulas Saleh Husin sembari berharap mahasiswa tidak hanya menjadi pengguna telepon pintar tapi juga mengembangkan diri sebagai pengembang aplikasi atau developer.

Penguatan daya saing dan penerimaan produk domestik juga menjadi isu utama menghadapi MEA. Untuk itu, langkah konkretnya adalah meningkatkan penggunaan produk-produk yang telah bisa dibuat di dalam negeri.(ril/sabar)

CATEGORIES
TAGS