Site icon TubasMedia.com

Mobil Murah Indonesia Daya Saingnya Tinggi

Loading

090315-industri1

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Industri bahan baku komponen otomotif harus segera dibangun di Indonesia agar daya saing industri tersebut semakin kuat, khususnya memasuki Pasar Tunggal ASEAN (PTA) akhir 2015.

Hal itu diungkapkan Direktur Industri Alat Transportasi Darat (IATD) Kementerian Perindustrian, Soerjono kepada tubasmedia.com di ruang kerjanya, Senin. Namun lanjutnya, daya saing industri mobil murah (LCGC – low cost green car) produk Indonesia, cukup kuat menghadapi mobil sejenis yang diproduksi di Thailand.

‘’Jadi kita tidak perlu gentar menghadapi persaingan di pasar tunggal ASEAN. Mobil murah buatan Indonesia pasti lebih tinggi daya saingnya,’’ lanjutnya. Selanjutnya, industri mobil LCGC mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan. Jika awalnya, produksi mobil LCGC baru mencapai 53.050 unit (2013), setahun berikutnya meningkat menjadi 60.153 unit (kuartal pertama 2014).

Bahkan, selama Januari-Agustus 2014, menurut Gaikindo, salah satu merek mobil LCGC, Daihatsu Alya sudah masuk daftar Top Ten dalam penjualan otomotif dalam negeri selama Januari-Agustus 2014. Menurut Soerjono mobil murah produk Indonesia dibuat bukan tidak untuk masuk kategori mobil global yang artinya bisa dijual ke negara manapun. Akan tetapi dirancang untuk mengisi pasar domestik .

Beda dengan mobil murah buatan Thailand yang diproduksi untuk global dimana kelengkapannya lebih lengkap sehingga jika dihadapkan dengan mobil murah buatan Indonesia yang dirancang untuk pasar domestik, mobil Thailand jelas kalah dengan buatan Indonesia. ‘’Jadi tidak perlu khawatir,’’ tegasnya.

Namun dikatakan, untuk lebih meningkatkan daya saing mobil buatan Indonesia, komponen material harus sudah diproduksi di Indonesia dimana hingga saat ini, komponen material masih banyak yang diimpor. ‘’Pabrik komponen di Indonesia masih ketergantungan dengan bahan baku impor,’’ katanya.

Komponen yang diimpor itu katanya harganya cukup mahal. Itu sebabnya dalam waktu dekat Indonesia sudah harus berpikir untuk membangun pabrik bahan baku komponen agar produknya lebih ekonomis dan daya saingnya semakin tinggi. (sabar)

Exit mobile version