Noegardjito Komitmen pada Industri Otomotif

Loading

Laporan: Redaksi

NOEGARDJITO

NOEGARDJITO

NOEGARDJITO (73 tahun) memulai karier sebagai pegawai pemerintah di Departemen Perindustrian pada 1967, setelah lulus dari perguruan tinggi teknik di Moskwa, Uni Soviet (pada waktu itu). Ia mengikuti pendidikan di Moskwa, dengan keahlian turbin gas, berkat memperoleh beasiswa dari Departemen Pendidikan dan Pengajaran, yang waktu itu masih berkantor di Jalan Cilacap, Jakarta Pusat. Awal penugasannya di Direktorat Jenderal Industri Penerbangan. Sejak itulah komitmennya pada pengembangan industri dalam negeri membara, hingga 33 tahun berkiprah di Kementerian Perindustrian.

Pada 2000, ia pensiun dari Kementerian Perindustrian dengan jabatan terakhir Direktur Otomotif dan Alat Angkut. Sebelumnya, dia sudah menempati beberapa pos dengan bidang berbeda. Di antaranya, di Direktorat Industri Logam dan sebagai Direktur Industri Mesin dan Industri Listrik. Semuanya itu mengokohkan pengabdiannya sebagai orang pemerintah yang menekuni indistri.

Setelah pensiun pun, Noegardjito tetap dekat dengan industri, walaupun tidak lagi di instansi pemerintah. Ia memperoleh kesempatan bergabung dengan asosiasi industri permesinan. Pernah pula bertugas sebagai adviser di salah satu perusahaan otomotif terbesar di Indonesia. Lalu, bergabung dengan Gaikindo dengan jabatan sebagai sekretaris umum. Maka, boleh disebut, dia adalah orang independen, tidak mewakili salah satu perusahaan, yang menjadi pengurus Gaikindo.

Tiga puluh tiga tahun menggeluti pengembangan dan pembinaan industri dalam negeri dan dilanjutkan dengan kiprah di organisasi yang membina industri, jelas sebagai bukti komitmen pada kemajuan industri agar menjadi penghela ekonomi nasional. Mengutip pandangan bagawan ekonomi nasional, Soemitro Djojohadikusumo, Noegardjito mengatakan, perekonomian nasional dapat maju ditopang oleh kemajuan industri, terutama manufaktur. Sektor pertanian, apalagi jika masih dikelola secara konvensional, tentu tidak cukup kuat menjadi penggerak utama perekonomian nasional. Maka, pertanian pun harus dijadikan industri agar memperoleh nilai tambah.

Ia mengatakan, peranan industri dalam negeri paling sedikit 29 persen dari PDB, dengan pertumbuhan sekitar 11 per tahun. Sekarang, pertumbuhan itu baru 7 persen. Angka-angka itu dapat ditingkatkan dengan mengoptimalkan peranan instansi dan atau lembaga yang terkait dengan pengembangan industri. Katakanlah di bidang infrastruktur listrik dan telepon. Tak mungkin industri maju jika tidak ditopang oleh ketersediaan listrik dan telepon. Maka ketersediaan listrik dan telepon menjadi keharusan bagi pengembangan industri. Oleh karena itu, keterlibatan banyak pihak dalam pengembangan industri tidak dapat ditawar-tawar.

Mengapa tertarik pada industri? “Efek gandanya sungguh besar,” katanya.

Ya, industri menjadi magnet bagi pertumbuhan industri-industri terkait, seperti komponen, pendukung, sektor nonformal, dan tentu saja industri bahan baku. Maka, industri menciptakan banyak lapangan kerja dan pemasukan devisa bagi negara, dari pajak dan atau retribusi. Oleh karena itu, istilah “merah-putih” bergaung dalam dunia industri. Perintisan di sektor industri akan melahirkan usaha-usaha yang memberikan kesempatan bekerja bagi banyak orang.

Ketika disinggung pandangannya mengenai program mobil murah dan ramah lingkungan, ia mengatakan, setuju dengan penekanan pada istilah mobil dengan harga terjangkau dan ramah lingkungan. Ia juga mengatakan, setuju dengan program mobil perdesaan, untuk meningkatkan perekonomian rakyat. Tentu bentuk dan jenis mobil itu pun harus disesuaikan dengan kondisi setempat, misalnya berbak terbuka. Mobil itu menjadi armada pengangkut hasil bumi.

Hidup Sehat

Dalam usia 73 tahun, Noergadjito masih aktif bekerja ke sana ke mari, menjalankan roda organisasi dan memenuhi undangan penyelenggara diskusi dan atau seminar. Seperti beberapa hari lalu, ia tampil pada kegiatan yang diselenggarakan Forum Wartawan Perindustrian di Bandung. Kondisi fit demikian, dia capai berkat disiplin menjaga pola hidup sehat. Pola itu diwujudkan dalam bentuk, mengatur makanan, olahraga secara teratur, istirahat cukup, serta menghindari sikap meminta.

Soal pola makan, tidak hanya menyangkut jenis, tapi juga takaran. Soal olahraga, cukup jalan cepat secara teratur, 3-5 kali seminggu. Sesekali ia main golf dan itu pun yang jalan kaki, bukan menggunakan mobil golf. Yang tidak kalah pentingnya, istirahat atau tidur, mesti cukup.

Tatkala masih aktif di Kementerian Perindustrian, ia sering membawa pekerjaan ke rumah. Tapi, “PR” itu tidak sampai mengganggu masa istirahatnya. Ia menyelesaikan “PR” pada pagi hari, sebelum berangkat kerja. Dengan demikian, waktu beristirahat yang amat berharga itu tidak sampai disita oleh tumpukan pekerjaan. (ender/sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS