Site icon TubasMedia.com

NU Marah, Fadli Zon Menghina Ulama

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Puisi yang ditulis Wakil Ketua DPR yang juga politikus Partai Gerindra Fadli Zon  yang diberi judul “Doa yang Ditukar”  menyulut protes lantaran dinilai menyindir Kiai Maimoen Zubair yang sempat salah ucap saat memanjatkan doa di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah, pada Jumat (1/2) lalu.

Mbah Moen salah mengucap nama Jokowi menjadi Prabowo saat berdoa di sela kunjungan Jokowi ke Ponpes Al-Anwar yang rekaman videonya viral di media sosial. Doa itu kemudian diralat.

Yenny Wahid, putri Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ikut buka suara terkait puisi tersebut. Menurut Yenny, Fadli telah suul adab atau melakukan tindakan tidak beretika bila benar sosok yang dibahas Fadli adalah tokoh kharismatik dan senior Nahdlatul Ulama (NU), KH Maimun Zubair alias Mbah Moen.

“Kok orang sepuh dihina seperti itu di kau-kau kan dibilang makelar doa, pokoknya menurut saya tidak beretika kalau yang dituju itu Mbah Moen,” jelas Yenny usai mendampingi perwakilan petani tebu menghadap Presiden Jokowi di Istana Negara, Rabu lalu.

Menurut Yenny, apa yang dilakukan Mbah Moen murni salah ucap dan sebuah hal yang lumrah dilakukan oleh orang sepuh. Yenny mengatakan, bila didengarkan kembali struktur kalimat doa yang disampaikan Mbah Moen jelas bahwa sosok yang dimaksud dalam doa adalah sosok di sampingnya yang tak lain adalah capres nomor urut 01, Jokowi.

“Anak saya tiga, saya suka salah manggil nama. Apalagi, Mbah Moen yang sudah lebih sepuh. Saya yang usianya setengahnya dari Mbah Moen sering salah manggil nama anak sendiri,” kata Yenny.

Yenny merasa bahwa dalam atmosfer pilpres maka hal apa pun bisa dijadikan sebagai komoditas politik. Tapi, ia meminta agar dalam berpolitik tetap harus memperhatikan adab dan sopan santun, terlebih kepada tokoh kharismatik NU. Yenny justru mengingatkan Fadli agar tidak dianggap telah melakukan penghinaan terhadap ulama.

“Nanti mau nggak dituduh menghina ulama? Keluarga NU banyak yang nggak terima. Kalau membela Pak Prabowo, jangan dengan menghina ulama dong, apalagi menghina ulama NU,” kata Yenny.

Merendahkan Ulama

Pimpinan Pondok Pesantren Roudlotul Hasanah Subang KH Mochammad Abdul Mu’min melontarkan kritik kepada Fadli Zon. Kiai Abdul Mu’min mengatakan, Fadli tak menghormati Mbah Moen dengan menyindirnya lewat sebuah puisi.

“Saya sudah baca puisi Fadli itu. Isinya merendahkan ulama dengan mengatakan doanya ditukar,” kata KH Mochammad Abdul Mu’min.

Abdul Mu’min menilai, sikap yang ditunjukkan Fadli sudah keterlaluan. Lebih lanjut, dia meminta para politikus untuk tidak bertingkah kurang ajar kepada para ulama. Dia mengatakan, pesantren itu sudah berumur ratusan tahun, sementara politikus baru lahir kemarin sore.

Kiai Abdul Mu’min mengatakan, Mbah Moen merupakan ulama kharismatik yang dihormati karena kelimuan dan kealimannya. Dia mengatakan, karena itu, Kiai Mu’min menganggap Fadli dengan menulis “Doa yang Ditukar” sama saja tidak menghormati ulama.

“Rasulullah memerintahkan agar kami menghormati ulama, takzim kepada ulama, karena ulama adalah yang mengurus umat dan yang memerdekakan republik ini,” kata pengurus NU Subang tersebut.

Karena itu, Kiai Mu’min mengingatkan semua pihak tidak ikut-ikutan mempermainkan ulama seperti yang dilakukan Fadli dengan puisinya. Dia mengatakan, setiap sesuatu jika dipandang dengan hati benci, jangankan yang salah, yang benar pun disalahkan.(red)

Exit mobile version