Site icon TubasMedia.com

OJK Dorong Literasi Keuangan Masyarakat Menengah ke Bawah

Loading

ilustrasi-OJK

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Salah satu upaya yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan literasi masyarakat yang dapat berdampak positif pada peningkatan penggunaan produk dan jasa keuangan adalah dengan meluncurkan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) pada tanggal 19 November 2013 lalu.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman D. Hadad mengatakan, strategi nasional tersebut terdiri dari 3 pilar dengan salah satu pilarnya adalah edukasi dan kampanye nasional literasi keuangan.

“Dalam pelaksanaan program kerja SNLKI dimaksud, setiap tahun telah ditentukan prioritas utama dari kelompok masyarakat yang menjadi sasaran program literasi dan edukasi. Adapun target yang disasar pada tahun 2014 adalah ibu rumah tangga dan UMKM,” kata Muliaman di Jakarta, Senin (15/12/14).

Pemilihan prioritas utama sasaran tersebut didasarkan pada hasil survei nasional literasi keuangan yang diselenggarakan OJK pada tahun 2013 di 20 provinsi dengan jumlah responden sebanyak 8.000 orang. Survei tersebut dilaksanakan untuk mengetahui tingkat literasi dan inklusi di sektor jasa keuangan.

Hasil survei secara umum menunjukan tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru sebesar 21,8% dengan tingkat inklusi sebesar 59,7%. Adapun indeks literasi masyarakat golongan C,D, dan E (masyarakat berpenghasilan rendah/low income) adalah sebesar 18,71%.

Hasil survei juga menunjukan bahwa rasio masyarakat yang menggunakan produk dan jasa keuangan dinilai masih relatif rendah sehingga masih terdapat potensi yang tinggi untuk meningkatkan penggunaan produk dan jasa keuangan.Tingkat inklusiproduk dan jasa keuangan pada masing-masing industri keuangan adalah Perbankan tingkat sebesar 57,28%, Asuransi sebesar 11,81%, Pembiayaan sebesar 6,33%, Pegadaian sebesar 5,04% dan Dana pensiun sebesar 1,53%.

Sebagai upaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, sepanjang tahun 2014, OJK bersama- Lembaga Jasa Keuangan (LJK) telah melakukan edukasi keuangan di 24 kota dan 4 negara yang menggalang partisipasi dari 1.195 ibu rumah tangga, 1.146 pelaku UMKM, 2.910 pelajar/mahasiswa/guru, 1.588 tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, dan 4.577 masyarakat umum.

Selain kegiatan edukasi tersebut, OJK menilai perlu untuk melakukan kampanye nasional literasi keuangan serta penggunaan produk dan jasa keuangan khususnya untuk masyarakat golongan menengah ke bawah. “Pelaksanaan kampanye nasional tersebut tidak lepas dari peran serta industri jasa keuangan yang berpartisipasi aktif dalam mendukung kampanye nasional literasi keuangan,” tutur Muliaman. (angga)

Exit mobile version