Otomotif Tetap Berharap Kebijakan Bea Masuk

Loading

131014-oto1

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Pelemahan rupiah berpengaruh terhadap industri, terutama yang masih mengandalkan bahan baku impor. Misalnya, untuk industri otomotif, bahan baku dengan spesifikasi khusus, masih diimpor. Dengan melemahnya rupiah akan menaikkan biaya produksi.

Demikian dikemukakan Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Noegardjito, menjawab pertanyaan tubasmedia.com, mengenai dampak pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar, belakangan ini. Mengenai topik yang sama, juga diwawancarai Ketua Koperasi Industri Komponen Otomotif (KIKO) Indonesia, M. Kosasih, yang antara lain mengemukakan, pelemahan rupiah harus disikapi dengan kerja lebih keras.

Ia mengatakan, industri komponen yang umumnya masih tergolong IKM sudah terbiasa menghadapi naiknya biaya produksi. IKM yang lebih kuat akan bertahan lebih lama menunggu recovery, sedang yang kurang kuat, pasti menghadapi masalah. Jadi, antisipasinya, bertahan dan bekerja lebih keras.

Lebih lanjut Noegardjito mengatakan, pelemahan rupiah belakangan ini belum sampai mengakibatkan menurunnya produksi, karena masih menggunakan stok lama. Tapi, pertumbuhan produksi menurun. Dalam periode 2006-2013, industri otomotif rata-rata tumbuh 23 persen, sedang tahun 2014 ini, diperkirakan hanya tumbuh 5 persen dibanding 2013.

Kebijakan Bea Masuk

Mengenai stimulus yang diharapkan, Sekretaris Umum Gaikindo mengatakan, pemerintah hendaknya tetap memberikan kebijakan “bea masuk ditanggung pemerintah” untuk impor bahan baku dan komponen yang belum dapat diproduksi di dalam negeri.

Diharapkan, penerbitan kebijakan tersebut tidak terlambat agar industri mendapat fasilitas tersebut selama 12 bulan penuh. Pengalaman yang lalu, akibat terlambatnya kebijakan (misalnya di tengah tahun), maka industri hanya dapat memanfaatkan fasilitas kurang dari enam bulan.

Sementara itu, Kosasih mengatakan, faktor turun-naik rupiah lebih dipengaruhi oleh faktor luar dan tidak terlalu besar pengaruh faktor dari dalam negeri. Untuk saat ini, pelemahan rupiah belum berdampak terhadap pelaku ekonomi. “Sedang bagaimana ke depan, kita lihat saja nanti,” katanya.

Dikemukakan, stimulus yang dibutuhkan adalah keberpihakan semua pihak untuk kepentingan industri dalam negeri. Itu menyangkut perluasan pasar, sumber daya manusia, mesin/teknologi, bahan baku, dan permodalan. Ia juga mengatakan, industri komponen otomotif masih bergantung pada bahan baku impor, lebih dari sekitar 60 persen. (ender)

CATEGORIES
TAGS