P3DN Itu Intangible dan Bisa Diubah Menjadi Tangible

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

Fauzi Aziz

Fauzi Aziz

KALAU dibaca secara harafiah, P3DN yang adalah singkatan dari Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri, maknanya lebih bersifat ajakan dan imbauan. Secara sadar dan berlandaskan pada konsep strategisnya, berarti P3DN dari awal diposisikan sebagai aset yang bersifat intangible.

Prosesnya lebih berdimensi pada aspek advokasi dan edukasi yang motivatif dan inspiratif. Hal yang demikian berarti spirit yang dibangun adalah membangun kesadaran dan penyadaran kepada semua pihak di dalam negeri bahwa bangsa ini punya aset intangible yang nilainya besar dan jika dikelola dengan baik dan sungguh-sunguh, bisa menjadi aset tangible yang nilainya bisa dilipatgandakan.

Supaya tidak salah pemahaman, sekali lagi diperjelas bahwa mengapa P3DN secara harafiah baru berupa dan berbentuk aset intangible? Jawabnya, karena itu tadi, nilainya baru sebatas membangun semangat dan komitmen dan belum sampai menghasilkan sesuatu yang material bagi semua pihak.

Atau P3DN masih bersifat imaterial nilainya. Kalau P3DN mau dijadikan sesuatu yang tangible, maka banyak hal yang masih harus dikerjakan, baik oleh pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Apa ukurannya bila P3DN sudah dapat dianggap memenuhi kriteria sebagai aset yang tangible?

1) Semangat, dorongan, motivasi, inspirasi dan komitmen yang dibangun melalui proses advokasi dan edukasi telah mewujud dalam bentuk apresiasi yang secara nyata dikonkretkan menjadi sebuah kegiatan yang bernilai ekonomi.

2) Kegiatan yang bernilai ekonomi dapat berupa kegiatan untuk berinvestasi, melakukan transaksi atas segala bentuk kebutuhan konsumsi dan pembangunan dan makin mengurangi ketergantungan impor, serta semakin memiliki ekses kapasitas sehingga mampu memenuhi kebutuhan ekspor.

3) Untuk dapat menjadi aset yang tangible, prosesnya tidak bisa dilakukan dengan cara “pemaksaan”. Berinvestasi tidak bisa dipaksa tetapi pemerintah harus mampu menyediakan iklim investasi yang menarik, menyediakan infrastruktur yang cukup dan berkualitas dan menyediakan sumber dana yang kompetitif.

Para pengusahanya harus mampu menyediakan hasil produksinya dalam jumlah yang cukup, mutu yang berstandar dan harga yang bersaing serta barangnya mudah diperoleh kapan saja dan di mana saja. Para pengguna dan calon pengguna harus bisa diyakinkan, baik oleh pemerintah mau pun dunia usaha bahwa barang-barang dan jasa yang mereka butuhkan dijamin keandalan dan keunggulannya jika dibandingkan dengan barang dan jasa yang dihasilkan negara lain, serta terpuaskan (costumers satisfaction).

Pendek kata, hukum ekonomi dan bisnis cukup banyak mempengaruhi dalam seluruh proses agar P3DN dapat menjadi aset yang bersifat tangible, meskipun tetap diperlukan adanya dukungan intervensi pemerintah melalui kebijakan moneter dan fiskal serta dukungan dalam bentuk progam. Misal, progam untuk promosi baik promosi investasi maupun promosi perdagangan dan promosi pariwisata. Mensukseskan progam P3DN agar berhasil menjadi sesuatu yang bernilai tangible dan material, perlu kerja keras dan kerja cerdas di antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat yang bersifat incorporated.

Tidak cukup hanya dengan promosi yang hanya bersifat intangible seperti yang sering kita dengar di TV dan radio “Aku Cinta dan Bangga Menggunakan Produk Indonesia”. Promosi yang seperti ini, maaf ya, lebay banget. Efeknya tidak nendang karena energinya kurang kuat untuk mempengaruhi perilaku konsumen yang makin cerdas dan rasional dalam memenuhi barang dan jasa yang dibutuhkan mereka.

Analisis yang seperti diuraikan di depan memberikan gambaran kepada kita bahwa sukses P3DN harus dilakukan dengan dua pendekatan yang sekaligus, yakni pendekatan membangun kesadaran dan komitmen yang bersifat intangible dan di lain pihak harus dilakukan dengan pendekatan aksi untuk menghasilkan nilai ekonomi yang bersifat tangible.

Keduanya penting digarap dengan baik karena masing-masing memang perannya diperlukan agar P3DN bisa menyumbang pertumbuhan ekonomi dan pemerataan. Mengharapkan sesuatu yang besar hasilnya, memang diperlukan kerja besar, baik yang bermakna intangible maupun yang bisa bernilai tangible. Semoga opini ini makin memberikan inspirasi dan motivasi bagi suksesnya progam P3DN. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS