Panen Mangga Melimpah, Petani Menjerit

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

REMBANG, (Tubas) – Dampak lepas dari serangan Ulat Bulu (UB) yang beberapa waktu lalu menggila. Perkebunan mangga di Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, saat ini hingga tiga bulan ke depan, memasuki panen besar malah melebihi masa panen tahun-tahun sebelumnya. Tapi para petani menyambutnya dengan sedih, karena harga jual anjlok lebih 50 persen.

Jono, Humas Perhutani Kebonharjo, Jawa Tengah mengatakan panen besar buah mangga tak luput dari peranan Kebonharjo dalam upaya melestarikan hutan dan lingkungannya. Sedangkan area perkebunan mangga rakyat Kragan, sebagian besar berada di dekat kawasan hutan yang dilola Kebonharjo.

Sebelum wabah UB mengganas, Kebonharjo bekerja sama dengan Muspida/Muspika setempat mengetrapkan sistim pelestarian hutan dan lingkungan dengan ketat. Misalnya, siapapun dilarang berburu satwa jenis apapun dihutan. Juga dilarang keras menjual belikan satwa jenis apapun. Sehingga satwa/unggas, berbiak damai alami, bebas dari ancaman manusia (predator terbesar).

Ketika UB mulai merambah Jawa Tengah, khususnya di Kabupaten Rembang, sama sekali tidak menyentuh wilayah Kebonharjo sekitarnya. Termasuk perkebunan Mangga di Kragan, tak satupun diserang UB. “Telah dihabisi predator alami yaitu unggas-unggasan, yang jumlahn cukup banyak dan jenisnya lengkap,” jelas Jono.

Kepala Dinas Pertanian Pemkab Rembang, Ir.Sutomo mengemukakan, selain permainan tengkulak, anjloknya harga Mangga adalah resiko hukum ekonomi. Ssaat produk melimpah, otomatis harga merosot. Para pemodal/tengkulak, selanjutnya memasarkan di Jakarta, Bandung dan kota-kota besar lain. Bahkan sampai Brunai, Singapura dan Malaysia. Tentu dengan harga berlipat ganda. (amary)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS