Site icon TubasMedia.com

Pangsa Pasar Produk TPT di Pasar Dunia Rendah, Akibat Negosiator Lemah

Loading

lili

JAKARTA, (tubasmedia.com) –  Rendahnya pangsa pasar produk industri tekstil dan produk tekstil (TPT) nasional di pasar internasional disebabkan lemahnya kinerja negosiator dan tidak adanya strategi yang handal dari pemerintah.

Hal itu dikatakan anggota DPR Komisi VI dari Fraksi Partai Golkar, Lili Asdjudiredja kepada tubasmedia.com di ruang kerjanya kemarin. ‘’Kita malu masa kalah dengan Vietnam hanya gara-gara kurangnya daya tempur negosiator,’’ kata Lili.

Ditambahkan oleh Lili bahwa produk industri TPT nasional yang masuk dalam ketegori produk unggulan, seharusnya mendapat perlakuan yang juga unggul dari pemerintah agar daya saing produk unggulan itu meningkat. Selain lemahnya negosiator, strategi perdagangan internasional yang dilakukan pemerintah juga dinilai Lili tidak tepat.

Ditanya bagaimana menaikkan daya saing, dikatakan banyak hal yang perlu dibenahi. Pertama katanya dari suku bunga saja, produk Indonesia sudah kalah dimana suku bunga bank di Indonesia 12 % sementara di Vietnam hanya 10 %. Demikian juga tarif listrik. Di Indonesia per Kwh 1,1 sen dolar AS sementara di Vietnam hanya 0,7 sen dolar AS.

Akan halnya produktifitas tenaga kerja, di Indonesia katanya sangat rendah, hanya 40 jam/minggu di Vietnam 48 jam dan satu orang tenaga kerja di Indonesia hanya bisa menghasilkan 30 potong celana satu hari sementara di Vietnam mencapai 60 potong.

‘’Disiplin kerja dan etos kerja SDM kita di Indonesia sangat buruk. Ketekunannya juga sama sekali tidak ada. Ini juga salah satu penyebab lemahnya daya saing produk TPT kita,’’ tambah Lili.

Tapi yang terpenting lanjutnya, dalam rangka mendongkrak pangsa pasar produk TPT di pasar ekspor, Kementerian Perindustrian dengan Kementerian Perdagangan harus kompak, jangan bekerja sendiri-sendiri. Benar kata Lili, Kemenperin sebagai penanggungjawab produksi dan Kemendag penanggungjawab pasar. ‘’Tapi dua-duanya harus menjalin kerjasama yang baik, jangan ada yang ego,’’ lanjutnya.

Sebelumnya, Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka, Kementerian Perindustrian, Muhdor meningkatkan kapasitas produksi teramat penting agar produk-produk TPT Indonesia dapat terlihat di pasar internasional.

Membanjiri pasar internasional dengan produk-produk TPT nasional sangat penting karena jika hanya sedikit yang dipajang, produk TPT kita tidak akan dapat terlihat oleh para calon pembeli.

Hingga saat ini katanya pangsa pasar dunia akan produk TPT masih sangat rendah yakni di bawah 2 persen. Diharapkan dalam waktu tidak lama lagi persentase tersebut dapat ditingkatkan menjadi sekitar 2,6 persen.

Sesuai data, tahun 2015 nilai impor TPT nasional masih sekitar 13,38 miliar dolar AS. Ditargetkan tahun 2016 naik menjadi sekitar 14,05 dolar AS dan pada akhir kabinet sekarang naik lagi menjadi 16,5 miliar dolar AS.(sabar)

Exit mobile version