Para Politisi Jangan Recoki Urusan Ekonomi dengan Intervensi Politik Murahan

Loading

politik-1-(infopemilu.com).

Oleh: Fauzi Aziz

 

KITA kadang-kadang terbawa cara  berfikir yang kompleks dalam memahami fenomena ekonomi. Padahal bila dicermati secara sederhana, kondisi yang terjadi dalam setiap siklusnya adalah tumbuh atau sebaliknya. Tidak mengalami pertumbuhan sama sekali atau kalaupun tumbuh, geraknya lambat.

Dua kondisi tersebut yang terus kita amati. Yang pasti, sebagai satu siklus, mestinya tidak selamanya dan di sepanjang waktu akan terus tumbuh dan bergerak naik, karena pasti akan memanas (overheating). Kalau terus digenjot pasti akan mogok, seperti layaknya mesin kendaraan bermotor. Oleh sebab itu, harus ada upaya pendinginan, yang berarti laju pertumbuhannya harus direm.

Maknanya adalah siklus ekonomi memang seperti itu. Ada kalanya naik dan adaka lanya turun. Dan karena itu, kita tidak perlu takut ketika siklusnya seperti itu. karena siklus bisnis atau siklus ekonomi secara faktual kejadiannya akan seperti itu.

Semua tergantung dari cuaca/iklimnya. Siklus yang normal semacam itu, BI dan otoritas fiskal yang punya gawe mengelolanya melalui koordinasi yang efektif antara kebijakan moneter dan fiskal. Sepanjang koordinasinya baik antara kebijakan moneter dan fiskal, dampaknya bagi perekonomian mestinya positif.

Kegiatan ekonomi segera melakukan konsolidasi dengan sendirinya, dimana akan terjadi titik keseimbangan baru. Permasalahan yang terjadi dewasa ini adalah adanya anomali. Situasi serba tidak pasti, siklus ekonominya tidak normal. Sangat turbulance, sehingga goncangannya tidak beraturan.

Dunia bisnis memang harus memikul beban berat ketika ada faktor ketidakpastian. Dan ketidakpastian ini sifatnya global. Mau tidak mau harus ada campur tangan dari otoritas moneter dan fiscal (pemerintah) agar beban bisnis dapat diringankan melalui pembentukan dana cadangan resiko moneter dan fiskal yang sewaktu-waktu bisa digunakan untuk melakukan mitigasi tepat waktu dan tepat sasaran sebagai langkah emergency untuk penyelamatan ekonomi nasional.

Kita memang tidak perlu takut menghadapi siklus ekonomi, sepanjang kondisinya normal dan antisipasinya tepat, sehingga tidak sampai terjadi gejolak di pasar. Namun ketika sifat anomalinya yang cenderung tidak normal dan ketidakpastiannya sangat tinggi, maka kecekatan para pengambil kebijakan ekonomi mengambil keputusan yang tepat menjadi penting.

Sebab kalau tidak, apalagi sampai terlambat, kegiatan ekonomi di masyarakat bisa potensial menjadi bliding. Ini yang paling dikhawatirkan. Sebab itu, persoalan tata kelola kebijakan harus menjadi perhatian pemerintah. Inilah mengapa para ekonom selalu mengharapkan agar tim ekonomi presiden harus kuat. Diisi oleh sosok yang kompeten, profesional, kredibel dan dipercaya pasar.

Empat syarat ini tidak bisa diabaikan dan wajib dipenuhi. Secara politik sebaiknya kerja tim ekonomi jangan diganggu. Berikan kepercayaan penuh kepada mereka agar mampu bekerja secara maksimal. Para politisi memang tahu soal ekonomi, tetapi belum tentu memahami masalah ekonomi dan bagaimana mengelola kebijakan ekonomi.

Para politisi bisa membahas APBN, tetapi belum tentu serta merta memahami masalah kebijakan fiskal dalam dimensinya yang luas. Serahkan kepada ahlinya dan jangan direcoki dengan intervensi politik murahan dalam mengurus ekonomi karena tantangan yang dihadapi sangat berat.

Ketidakpastiannya sangat tinggi. APBN harus dijadikan instrumen fiskal yang efektif karena mengelola kebijakan ekonomi pada lingkungan sangat anomalif memerlukan biaya yang tidak murah karena pemerintah harus menyediakan cadangan resiko fiskal agar bisa melakukan mitigasi ketika terjadi krisis ekonomi.

Kita memerlukan stimulus fiskal yang tepat sehingga fungsi alokasi, distribusi dan fungsi stabilisasi dan pertumbuhan ekonomi dari APBN harus benar-benar difahami dan dikelola dengan baik dan benar. Kebijakan sektor yang berhubungan dengan ekonomi secara langsung, seperti sektor pertanian, ESDM, perindustrian dan perdagangan juga harus efektif koordinasi kebijakannya karena semua akan berpengaruh pada pelaksanaan kebijakan presiden yang terkait dengan industrialisasi dan hilirisasi.

Siklus ekonomi dan anomali ekonomi harus dikelola dengan tepat agar menimbulkan dampak positif  bagi perputaran roda ekonomi nasional, dengan menekan resiko seminimal mungkin bila terjadi krisis.

Pembangunan ekonomi memang harus didukung oleh kebijakan politik yang baik. Campur tangan politik dibenarkan sepanjang memang terkait urusan perumusan kebijakan publik. Namun tidak, dalam rangka campur tangan untuk urusan-urusan yang bersifat pragmatis dan transaksional, sehingga menimbulkan distorsi dalam pengelolaan kebijakan ekonomi. (penulis adalah pemerhati masalah sosial ekonomi dan industri).

CATEGORIES
TAGS