Pasar Ubud Diharapkan Penghela Ekonomi Kerakyatan

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

TANPA AREAL PARKIR – Pasar Ubud, Bali ini cukup ramai dikunjungi wisatawan asing dan domestik. Namun sayangnya areal parkir tidak disediakan sehingga mobil-mobil pengunjung diparkir di sembarang tempat sehingga terlihat semrawut. (tubas/sabar hutasoit)

BALI, (Tubas) – Pasar Umum Ubud yang ada di Bali diharapkan tampil menjadi lokomotif menghela perekonomian rakyat. Pasalnya, pasar yang menjajakan barang-barang seni dan kerajinan itu banyak dikunjungi wisatawan asing dan domestik. Karena itu alangkah sia-sianya kehadiran pasar yang dibangun sejak 25 tahun silam itu jika tidak berhasil men-generate pertumbuhan ekonomi kerakyatan.

Demikian Staf Ahli Menteri Perindustrian bidang P3DN, Fauzi Azis saat mengunjungi Pasar Umum Ubud, Bali pekan silam. Saat berkunjung, Fauzi diterima I Wayan Sukadana, selaku Staf Pungut Restribusi, Pasar Ubud.

Menurut Wayan, penerimaan restribusi dari 700 pedagang di Pasar Ubud mencapai angka sekitar Rp 600 juta setiap tahun atau rata-rata Rp 50 juta per bulan. Resgtribusi yang dikenakan kepada para pedagang bervariasi antara Rp 1.000 hingga Rp 3.000 per pedagang. Restribusi sebesar itu sepenuhnya masuk kas Pemerintah Kabupaten Gianyar sementara untuk bayar listrik dibebankan kepada masing-masing pedagang.

Namun Wayan mengaku tidak punya data saat Fauzi menanyakan berapa nilai transaksi setiap hari atau setiap bulan. ‘’Kami tidak punya datanya pak dan kalau kami tanya, umumnya pedagang tidak mau memberi jawaban pasti,’’ jelasnya.
Kendati demikian, baik Wawan maupun Fauzi Azis memperkirakan nilai transaksi setiap bulannya bisa mencapai angka miliaran rupiah. ‘’Kalau ini dikelola dan dipelihara secara maksimal, pasar ini akan menjadi penggerak ekonomi kerakyatan,’’ kata Fauzi.

Namun menurut pengamatan, pasar seluas 800 meter persegi itu terlalu sederhana, tidak punya pagar dan pasar itu lepas terbuka ke jalan raya. Parkir kendaraan-pun teramat sulit sementara kendaraan yang datang ke Pasar Ubud umumnya bus-bus wisata. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS