Pasca Bencana Alam, Stok Sandang dan Pangan Cukup

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Kendati kurs rupiah menunjukkan perbaikan beberapa hari ini, namun berbagai kebutuhan terutama sayur mayur dan kebutuhan lainnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan di beberapa daerah di Indoensia seiring dengan bencana alam berturut-turut mulai dari banjir, longsor hingga gunung meletus di Jawa dan Sumatera.

Anggota DPR Syukur Nababan mengatakan, stok sandang dan pangan yang tersedia pasca bencana alam kelihatannya cukup. Menurutnya, harga kebutuhan pangan memang meningkat di beberapa daerah, namun tidak lebih dari 20 persen kecuali seperti sayur mayur di Kabupaten Karo yang lebih dari 60 persen dan ikan di Indonesia bagian timur.

“Saya memelihat, pasokan kebutuhan sandang dan pangan masih cukup, karena belum ada daerah yang berteriak kekurangan atau menunjukkan harga yang melambung,” paparnya.

Kementerian Perdagangan menilai pasokan bahan pangan pokok secara nasional masih mencukupi pasca bencana alam letusan Gunung Sinabung di Sumatera Utara, Gunung Kelud di Jawa Timur, longsor dan bajir di mana-mana beberapa waktu lalu. Meski begitu dia menegaskan, perlu diwaspadai lonjakan harga holtikultura seperti cabe dan sayuran dalam beberapa pekan ke depan.

Menteri Perdagangan Muhamad Lutfi mengatakan, secara umum kondisi pasokan dan ketersediaan bahan pokok di tiga provinsi yaitu Jawa Timur, Jogjakarta, dan Jawa Tengah masih cukup. “Secara nasional juga masih cukup. Yang perlu diperhatikan adalah pasokan untuk beberapa minggu ke depan, kita masih hitung,” ujarnya.

Lutfi menjelaskan, akan terjadi kekurangan karena sumber pasokan bahan pangan pokok, khususnya produk hortikultura yang berasal dari beberapa daerah di Jawa Timur mulai berkurang.

“Untuk cabe dan sayuran daun seperti kol dan kubis sempat turun 50 persen pasokannya di Pasar Induk Osowilangun. Biasanya 20 ton per hari, beberapa hari lalu cuma 10 ton,” ungkapnya.

Khusus untuk komoditas cabe, dampak letusan Gunung Kelud di beberapa daerah sentra utama hortikultura di Jawa Timur seperti Blitar, Kediri, Malang, dan Nganjuk telah mengakibatkan banyak petani gagal panen.

Hal itu juga berpotensi mengurangi pasokan cabe ke pasar lokal di sekitar Jawa Timur dan pengiriman ke DKI Jakarta hingga Banten. “Bahkan dampaknya pasokan ke luar pulau Jawa seperti Ambon dan Papua juga akan berkurang,” lanjutnya.

Hal yang sama juga dikatakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa , kegiatan ekonomi masih berjalan dengan baik walaupun di titik titik tertenu sempat berhenti karena penutupan bandara akibat gangguan abu Gunung Kelud.

“Ketika transportasi udara mengalami masalah, dapat dilakukan melalui transportasi darat maupun laut. Intinya kegiatan ekonomi harus terus berjalan. Ketika mengalami gangguan, jangan sampai itu berdampak terlalu luas,” jelasnya.

Di sisi lain Lutfi mengakui, terkait dengan erupsi dan lahar dingin Gunung Kelud dan SIbanung, mungkin akan ada gangguan terhadap pasokan beberapa jenis sayuran di pasar-pasar Jakarta.

“Pasar di Jakarta kini dalam kondisi normal, tapi mungkin akan ada beberapa gangguan ke depannya. Seperti kita tahu, wilayah Gunung Kelud merupakan sentra bawang dan cabai,” katanya.

Besaran kegangguan stok pangan itu dikatakan, bisa mencapai 15-20 persen. Namun itu akan dihitung lagi. Karena, bila hujan turun, kerusakan tanaman tidak akan terlalu parah.

Oleh karena itu, Luthfi telah menurunkan tim guna memantau supaya kegiatan ekonomi pasar di Gunung Kelud tetap berjalan dengan baik. Misalnya dengan menyediakan tenda-tenda agar warga bisa berjualan kembali.

Di tengah-tengah bencana yang melanda Indonesia, pemerintah tetap memberikan jaminan bahwa saat ini pasokan pangan dalam negeri cukup sehingga tidak ada kekhawatiran munculnya kelangkaan pasokan pangan.

Dari Rakor yang dihadiri Menteri BUMN Dahlan Iskan, Menteri Pertanian Suswono, Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo, Dirut Perum Bulog Sutarto Alimoeso, Kepala BPS Suryamin, dan Wamendag Bayu Krisnamurti disebutkan bahwa laporan di seluruh Tanah Air menyebutkan pangan pokok tersedia dalam jumlah cukup. Tidak ada laporan yang menyebutkan terdapat kelangkaan sehingga harga pangan masih relatif stabil.

Menurut Hatta, harga pangan memang terpantau naik, namun tidak terlalu signifikan, bahkan harga beras pada Januari tahun sebelumnya lebih tinggi. “Pangan yang terpantau harganya naik adalah cabai merah, cabai rawit, daging sapi, dan ayam ras,” katanya.

Akibat cuaca yang buruk terutama di kawasan Indonesia bagian timur, menyulitkan distribusi pangan. Dalam hal ini, Hatta menjelaskan, pihkanya melalui Bulog telah mendistribusikan pasokan beras dari 3 bulan lalu guna mengantisipasi cuaca buruk yang akan menghambat distribusi sampai terjadi kelangkaan pangan.

Dari Pantauan tubasmedia.com beberapa minggu ini, harga sayur mayor dan beras mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Beras yang tadinya sekilo harga Rp7.000 kini naik hingga Rp9.000 sampai Rp11.000. Begitu juga dengan asyur dan tomat naik rata-rata 20 hingga 30 persen. (ben)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS