Pedagang Kerajinan Keluhkan Barang Ekspor Tertahan di Negeri Orang

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

YOGYAKARTA, (TubasMedia.Com) – Para pengusaha kriya mengeluh setelah mengekspor barangnya ke luar negeri sampai tujuan, ditolak pihak pemesan. Alasannya, barang para pengusaha kriya itu tidak sesuai dengan kriteria yang dipesan. Para pengusaha kriya menjerit karena barang-barangnya tertahan di negara orang sampai dua dan tiga tronton.

Para pengusaha kriya mengeluh harus menanggung beban utang serta mengalami kendala yang kompleks. Para pengusaha kriya menyebutkan lagi, sampai saat ini pemerintah Indonesia belum mengambil tindakan apa-apa terhadap barang kerajinan yang tertahan di negeri orang.

Kepada tubasmedia.com, berbagai pihak memberi informasi bahwa mereka meminta agar barang-barang yang tertahan di ngeri orang bisa dikembalikan kepada mereka. Para pengusaha mengisahkan, sebagian pengusaha belum mendapatkan uang muka (DP) dari barang-barang yang dikirimkan ke luar negeri.

Banyak yang harus menanggung risiko yang berlebihan, meskipun sebagian sudah mendapat DP, diklaim harus mengembalikan uangnya. Saat wartawan tubasmedia.com mencoba mengonfirmasikan hal itu, instansi yang bersangkutan menolak memberikan keteragan.

Sejauh wartawan tubasmedia.com melakukan penjajagan kepada perajin kriya di Desa Murtigading, Kasongan Bantul dan Kotagede Yogyakarta, mereka menyatakan semangat perajin kriya itu terus berjuang atas pembinaan ementerian Perindustrian. Perajin mengaku, rata-rata mereka mengeluhkan pengembangan usaha yang harus mencari utang di bank.

Celakanya setelah mengajukan pinjaman lunak ke bank, nyatanya para perajin tidak mampu mengembalikan pinjaman. Bahkan barang-barangnya yang sudah dipamerkan di berbagai kegiatan pameran, tidak mendapatkan solusi yang lebih baik. (bani)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS