Pegusaha Jepang Minat Mesin Pertanian Nasional di PPI 2016

Loading

MEMPERHATIKAN - Pengusaha Jepang tampak serius memperhatikan mesin traktor roda empat untuk membajak sawah yang dipajang oleh PT Barata Indonesia (Persero) ketika mengunjungi Pameran Produk Indonesia (PPI) 2016 di Surabaya, Jawa Timur, 21 Oktober 2016. (tubasmedia.com/ist)

MEMPERHATIKAN – Pengusaha Jepang tampak serius memperhatikan mesin traktor roda empat untuk membajak sawah yang dipajang oleh PT Barata Indonesia (Persero) ketika mengunjungi Pameran Produk Indonesia (PPI) 2016 di Surabaya, Jawa Timur, 21 Oktober 2016. (tubasmedia.com/ist)

SURABAYA, (tubasmedia.com) – Pameran Produk Indonesia (PPI) 2016 menjadi ajang untuk memperkenalkan kemampuan industri alat mesin pertanian dalam negeri yang sanggup memproduksi barang berkualitas dan berdaya saing tinggi. Bahkan, produk-produk tersebut mampu memenuhi sebagian besar permintaan domestik dan tengah memperluas pasar eskpor.

Pameran ini ternyata mampu menarik perhatian pengunjung dari luar negeri. Misalnya, Tanaka asal Fukuoka, Jepang yang serius memperhatikan mesin traktor roda empat untuk membajak sawah yang dipajang oleh PT Barata Indonesia (Persero). Tanaka pun antusias menanyakan tentang fungsi traktor tersebut kepada penjaga stan. “Bagaimana sistem penggerak traktor ini? Apa tipe mesinnya? Dan, berapa harganya?,” ujarnya di Surabaya, Jumat (21/10).

Tanaka menjelaskan, kunjungannya ke PPI 2016 karena sengaja ingin mengetahui keunggulan produk mesin pertanian buatan Indonesia. “Info tentang pameran ini dari teman saya yang ada di Surabaya. Karena dia tahu, bisnis saya di agrikultur. Akhirnya saya sempatkan ke sini sekaligus janjian bertemu dengan mitra bisnis saya,” paparnya.

Setelah melihat berbagai produk mesin “Pak tani” yang dipamerkan di PPI 2016, Tanaka mengakui, industri di Indonesia cukup berdaya saing dalam memproduksi mesin-mesin pertanian yang berkualitas. “Melalui pameran ini, saya melihat bahwa industri alat pertanian di Indonesia sudah cukup bersaing,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin Arus Gunawan menjelaskan, industri alat mesin pertanian dalam negeri berperan mendukung program kedaulatan pangan. “Karena mekanisasi bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kegiatan pertanian secara efisien,” terangnya.

Selain itu, lanjut Arus, kebutuhan alat mesin pertanian (alsintan) terus bertambah setiap tahunnya sehingga Pemerintah memberikan bantuan sebanyak 83 ribu alsintan kepada kelompok tani dan masyarakat pada tahun anggaran 2016. “TKDN industri alsintan dalam negeri relatif cukup tinggi yang sebagian besar telah mencapai TKDN 40 persen,” paparnya.

Berbagai alsintan yang telah mampu diproduksi industri dalam negeri, antara lain pintu air, pompa air, traktor tangan, mesin pengolah tanah, mesin penebah atau panen, penyemprot tanaman, penyemprot bertekanan, pengabut gendong bermotor (mist blower), pengering, perontok multiguna, pengupas gabah, pengayak (shifter), penyosoh (rice polisher), pemutih, penghancur jerami, pemotong rumput, serta Rice Milling Unit (RMU).

Area Tematik

PPI 2016 menampilkan area tematik produk alsintan. Ditata berdasarkan penggunaan produk sesuai tahapan dalam bertani, display produk alsintan sekaligus mengedukasi para pengunjung mengenai profil dan kemampuan produk alat pertanian produksi dalam negeri. Sebagai contoh, di area prapanen, dipamerkan berbagai jenis traktor, dari traktor roda empat yang diproduksi PT. Barata Indonesia (Persero), hingga traktor tangan Quick produksi PT Karya Hidup Sentosa dengan tingkat komponen dalam negeri mencapai 80 persen dan telah diekspor ke Jepang serta negara-negara Afrika dan Amerika Latin.

Kemudian, di area pemeliharaan, pengunjung dapat mengamati produk-produk untuk pengairan, misalnya Self Priming Pump merek Ebara yang dapat digunakan dalam irigasi,penyiraman tanaman, dan drainase. PT. Ebara Indonesia merupakan produsen pompa air domestik pertama yang berdiri di Jakarta sejak tahun 1980.

Selanjutnya, alsintan untuk masa panen yang ditampilkan adalah mesin-mesin pemanen padi, seperti alat Combine Harvester produksi Futata yang dapat dioperasikan oleh dua orang dengan dilengkapi roda crawler, canopy, lampu, dan sambungan gerobak.

Terakhir, pada deretan alsintan pascapanen, salah satu yang dipamerkan adalah mesin pemroses gabah menjadi beras produksi PT Rutan, atau yang disebut mesin penggilingan terpadu. Mesin ini terdiri dari mesin pembersih gabah, mesin pengupas kulit gabah, separator lima talam, dua unit mesin poles, mesin pengayak menir, tangki penampung beras dan beberapa elevator yang dirangkai menjadi satu kesatuan unit, dengan poros transmisi yang digerakkan motor diesel 60 Horse Power (HP).

Pada kesempatan tersebut, Arus juga menyebutkan lima kebijakan Pemerintah dalam pengembangan industri alsintan nasional. Pertama, penataan infrastruktur, data industri  alsintan, kelembagaan yang terkait, hubungan antara industri hulu dan hilir. Kedua, meningkatkan kemampuan SDM dalam ilmu dan teknologi yang mendukung industri alsintan yang mandiri dan modern.

Selanjutnya, ketiga, meningkatkan kemampuan daya saing industri di pasar internasional melalui peningkatan mutu dan standar. Keempat, memperluas jenis desain alsintan dengan mempertimbangkan spesifikasi lahan dan budaya pertanian Indonesia yang beragam. “Dan, kelima adalah meningkatkan penggunaan produksi dalam negeri khususnya produk alsintan,” ujarnya. (ril/sabar)

CATEGORIES
TAGS