Pelaku Industri Diminta Manfaatkan Hasil Lima Balai Besar di Bandung

Loading

MENYIMAK - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyimak penjelasan Kepala Balai Besar Logam dan Mesin Eddy Siswanto mengenai fasilitas mesin CNC terbaru yang dimiliki BBLM di Bandung, 20 Agustus 2016. –tubasmedia.com/ist

MENYIMAK – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyimak penjelasan Kepala Balai Besar Logam dan Mesin Eddy Siswanto mengenai fasilitas mesin CNC terbaru yang dimiliki BBLM di Bandung, 20 Agustus 2016. –tubasmedia.com/ist

BANDUNG, (tubasmedia.com) – Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengajak pelaku industri berbasis teknologi untuk memanfaatkan hasil penelitian, pengembangan dan rekayasa (litbangyasa) dari lima Balai Besar yang dimiliki  oleh Kementerian Perindustrian di Bandung.

Kelima Balai Besar tesebut adalah; Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T), Besar Logam dan Mesin, Balai Besar Pulp dan Kertas, Balai Besar Keramik, dan Balai Besar Tekstil.

Menperin menyampaikan rasa bangga atas hasil inovasi anak bangsa ini saat memperhatikan beberapa hasil penelitian yang disampaikan oleh  kepala B4T. “Hasil litbangyasa unggulan B4T Bandung antara lain komposit untuk komponen kereta api seperti plat penyambung antar rel dan blok rem, produk pembangkit energi seperti panel surya dan baterai listrik, produk konverter kit, baterai lithium untuk perangkat elektronik serta prototipe power bank,” ujarnya ketika mengunjungi B4T Bandung, Sabtu petang (20/8). Pada kesempatan itu, Menperin didampingi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Haris Munandar.

Selain itu, Menperin juga menilik hasil litbang unggulan dari balai penelitian Kemenperin lainnya di Bandung, seperti pemanfaatan lumpur pada instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di industri pulp dan kertas untuk chipboard yang merupakan hasil penelitian Balai Besar Pulp dan Kertas serta penyiapan serbuk gamma alumina sebagai adsorben logam berat untuk industri air minum oleh Balai Besar Keramik.

Airlangga percaya, dengan mengoptimalkan pemanfaatan hasil litbang tersebut dapat menumbuhkan industri baru, meningkatkan kompetensi dan kualifikasi tenaga industri, serta mutu produk industri yang terjamin kualitasnya. Pada akhirnya, daya saing industri dalam negeri makin meningkat baik di pasar domestik maupun global.

“Di tengah gempuran produk asing, produk lokal harus bisa berdaya saing dengan meningkatkan kualitasnya. Sehingga tidak saja bisa bertarung di pasar global, tetapi produk lokal ini bisa memenuhi kebutuhan dan standar yang seharusnya bisa dihasilkan tanpa harus impor,” paparnya.

 

Airlangga juga mengungkapkan, Indonesia merupakan pasar terbesar di ASEAN untuk produk telepon seluler. Ini menjadikan peluang potensial bagi pelaku industri dalam negeri untuk memproduksi komponen telepon seluler.

“Peluang pasar tersebut seiring dengan jumlah kelas menengah di Indonesia sebesar 50 juta orang. Jadi, kita jangan hanya produksi kardus dan kabel charger saja,” tegasnya.(sabar)

 

CATEGORIES
TAGS