Site icon TubasMedia.com

Pemberantasan Korupsi Jalan di Tempat

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

Ilustrasi

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Korupsi di Indonesia telah memperkaya segelintir orang namun memiskinkan jutaan rakyat Indonesia. Cita-cita didirikannya Universitas Kristen Indonesia (UKI) yang sudah memasuki umur 59 tahun, adalah mencerdaskan kehidupan bangsa untuk memapukan bangsa kita membangun kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

Demikian Rektor UKI Ir Maruli Gultom dalam sambutannya membuka acara ikrar dan seminar bertajuk “Melenyapkan Korupsi di Bumi Indonesia: Stop Regenerasi Koruptor!” yang diselenggarakan UKI di Aula Wiliam Soeradjaya, Fakultas Kedokteran UKI, Jalan Mayjen Sutoyo No 2 Cawang Jakarta Timur, Selasa (31/1/2012) pekan lalu.

Ikrar dan seminar yang diikuti lebih dari 200 peserta itu juga menghadirkan pembicara dan nara sumber seperti Prof Denny Indrayana Wakil Menteri Hukum dan HAM sebagai keynote speaker, penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, SH, Dr Albert Hasibuah, SH anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang Hukum dan HAM, Agustin Teras Narang, SH Gubernur Kalimantan Tengah dan Prof Dr Farouk Muhammad Ketua Panitia Akuntabilitas Publik Dewan Perwakilan Daerah (DPD) 2011-2012.

Rektor UKI mengatakan, “Hari ini kita segenap Sivitas Akademika UKI bersepakat untuk berikrar tidak melakukan suap, korupsi, manipulasi. UKI adalah bagian kecil dari komunitas bangsa Indonesia, namun tanpa perbaikan di lingkungan kecil ini, maka perbaikan di lingkungan besar bangsa ini tidak akan pernah terjadi.” Ir Maruli Gultom juga mengingatkan, jangan pernah terjangkiti penyakit masyarakat yang saat ini sudah sangat parah yang membuat bangsa ini tidak bisa bangkit dari keterpurukannya.

“Peliharalah selalu dengan teguh idealisme keadilan dan kebenaran. Peganglah nilai kejujuran dan jangan pernah goyah oleh godaan materi,” katanya.

Sementara itu, Prof Denny Indrayana sebagai keynote speaker mengatakan yakin, masih ada pejuang yang terus optimis untuk memberantas korupsi, dan masih ada yang menolak pesimis untuk menciptakan Indonesia yang lebih demokratis, lebih adil, lebih bersih dan lebih antikorupsi. “Keep on fighting for the better Indonesia!” katanya menutup keynote speech-nya.

Dr Albert Hasibuan, SH anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) bidang Hukum dan HAM mengatakan, pemberantasan korupsi dari tahun 1970 sampai 2012 ini sepertinya berjalan di tempat. Bahkan, sudah mulai muncul koruptor generasi baru, dari kalangan yang lebih muda.

“Korupsi terlihat dalam korupsi politik, seperti politik uang yang dilakukan oleh elite politik. Tapi ada juga korupsi di tataran hukum, seperti yang dilakukan para penegak hukum, termasuk para pengacara, dan korupsi sosial, yaitu korupsi kalangan aktivis social dan bidang kesra,” katanya.

Menurut Albert Hasibuan, kita harus optimis dapat menghapus korupsi dari bumi Indonesia, minimal mengurangi, seperti yang dicoba dilakukan Kampus UKI dengan ikrarnya, katanya.

Sementara itu Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang, SH mengatakan, Kalimantan Tengah adalah kawasan hutan; 90 persen dari 15.350.000 kilometer persegi atau 1 ½ kali Pulau Jawa itu terdiri dari hutan.

“Saya tidak pernah memberi izin penebangan hutan dan izin tambang di Provinsi Kalteng. Tetapi Kementerian Kehutanan dan Bupati memberi izin. Dan dalam pemberian izin itu pasti ada sesuatu,” katanya, maksudnya pasti ada suap-menyuap dalam proses itu.

Ditambahkan, sistem di Negara ini yang menciptakan orang untuk berbuat tidak baik dan UKI berupaya untuk itu. Ikrar UKI untuk memberantas korupsi tersebut dibacakan di depan para peserta seminar. (apul)

Exit mobile version