
Fasilitas Nuklir Iran yang disinyalir digunakan sebagai lokasi pembuatan bom (ATTA KENARE/AFP/Getty Images)
WINA, (tubasmedia.com) – Keraguan mulai tumbuh pada perundingan yang berlangsung di Wina bahwa apakah kesepakatan mengenai program nuklir Iran yang kontroversial akan bisa disepakati sebelum batas waktu hari Senin.
Baik Amerika Serikat dan Jerman mengatakan semua pihak berusaha untuk menutup “perbedaan besar” yang mungkin terjadi, dengan menyarankan agar tenggat waktu perundingan bisa diperpanjang.
Enam kekuatan dunia menginginkan agar Iran menghentikan program nuklirnya dengan imbalan berupa pencabutan sanksi dari PBB. Namun Iran menolak permintaan tersebut dan mengatakan bahwa itu adalah upaya untuk mencari apakah mereka tengah membangun fasilitas senjata nuklir. Iran mengatakan bahwa program nuklir mereka adalah murni untuk tujuan damai energi.
Perwakilan dari apa yang disebut Kelompok P5+1, yang beranggotakan Inggris, China, Prancis, Rusia, Amerika Serikat ditambah Jerman, adalah pihak yang mengambil bagian dalam negosiasi dengan Iran di ibukota Austria.
Pada hari Sabtu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mengatakan: “Kami bekerja keras. Kami berharap kami membuat kemajuan yang baik, tapi kami memiliki perbedaan besar dimana kami berusaha untuk menyamakannya.”
John Kerry berbicara setelah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif, yang merupakan pertemuan keempat mereka dalam tiga hari di Wina.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan kemajuan hasil perundingan masih mungkin didapatkan jika Iran menginginkannya. Para diplomat yang terlibat dalam pembicaraan menunjukkan bahwa mungkin diperlukan lebih banyak waktu.
Kantor berita Iran Isna mengutip pernyataan anggota delegasi Iran yang tidak disebutkan namanya mengatakan kesepakatan tidak mungkin dicapai pada hari Senin dan perpanjangan waktu negoisasi mungkin akan terjadi. Kantor berita AFP mengutip sebuah sumber di Iran yang mengatakan bahwa pemerintah Teheran terbuka untuk memperpanjang negosiasi hingga satu tahun.
Seorang pejabat AS mengatakan tujuan mereka adalah tetap mendapatkan kesepakatan pada Senin malam, “tapi kami sedang membahas secara internal maupun dengan mitra kami mengenai berbagai pilihan”, AFP melaporkan.
The New York Times melaporkan bahwa perhatian utama AS adalah untuk mencegah Iran memproduksi bom di lokasi fasilitas nuklir yang disebut sebagai “sneakout”. Sementara itu seorang koresponden untuk surat kabar tersebut di Teheran melaporkan di Twitter bahwa pihak berwenang telah mengizinkan protes oleh kelompok garis keras terhadap kesepakatan yang akan diambil. Para demonstran menuduh Presiden Hassan Rouhani menyerah pada tekanan Barat.
Kelompok P5+1 dan Iran mencapai kesepakatan interim tahun lalu. Tapi kedua belah pihak gagal mencapai kesepakatan pada bulan Juli, yang telah disepakati, dan memperpanjang batas waktu hingga 24 November.
Iran sendiri telah menolak upaya untuk peninjauan kembali program nuklirnya selama hampir satu dekade. (rizal)