Pemerintah akan Kembali Lelang Obligasi Pekan Ini

Loading

050115-ekbis3

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Head of Research PT Woori Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada memaparkan, tidak jauh berbeda dengan laju IHSG dimana di tengah sempitnya waktu perdagangan, laju pasar obligasi pun mampu mengalami kenaikan seiring rasa optimisme dan apresiasi terhadap laju IHSG dan indeks obligasi yang mengalami kenaikan di akhir tahun.

“Tampaknya pelaku pasar yang masih bertahan di IDX, masih melakukan upaya pembelian untuk menjaga laju pasar obligasi untuk dapat bertahan di zona hijaunya,” kata Reza, Senin (5/1/15).

Meski disadari bahwa rilis data-data makroekonomi Indonesia yang tidak begitu baik dimana neraca perdagangan kembali defisit dan melonjaknya inflasi di atas perkiraan yang berimbas pada kembali anjloknya nilai tukar Rupiah namun, tidak menghalangi haga-harga obligasi untuk dapat melanjutkan penguatannya.

Apalagi juga dibarengi dengan sentimen langkah pemerintah yang menurunkan harga BBM bersubsidi dan sekaligus mencabut subsidi BBM bersubsidi dengan tujuan untuk mendapatkan ruang fiskal yang lebih baik memberikan sentimen positif kepada pelaku pasar. “Pergerakan yield secara mingguan kembali berbalik turun di hampir seluruh tenor,” ungkap Reza.

Kelompok tenor pendek (1-4 tahun) mengalami penurunan rata-data yield -7,06 bps; tenor menengah (5-7 tahun) mengalami penurunan yield sekitar -15,63 bps; dan tenor panjang (8-30tahun) turut mengalami penurunan yield sekitar -20,57%.

Terlihat obligasi pemerintah seri benchmark FR0069 yang memiliki jatuh tempo ±5 tahun mampu melanjutkan penguatan 57,9 bps. Sementara dengan FR0070 yang memiliki jatuh tempo ±10 tahun mengalami kenaikan harga 68,94 bps.

Pada hari Jumat (2/1/15), Kementerian Keuangan telah melakukan penerbitan Surat Utang Negara (SUN) dengan cara Private Placement dengan jumlah total sebesar Rp3 triliun. SUN yang diterbitkan merupakan jenis Obligasi Negara seri FR0053 dan seri FR0061. Dimana masing-masing memliki kupon 8,25% dan 7,00% serta memiliki yield masing-masing 8,00% dan 8,02%.

Di pekan ini, tanpa menunggu waktu lagi, Pemerintah akan kembali melakukan lelang dengan jumlah indikatif yang dilelang sebesar Rp12 triliun untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2015 dengan seri-seri sebagai berikut:

a. Seri SPN03150407 (new issuance) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 7 April 2015;

b. Seri SPN12160107 (new issuance) dengan pembayaran bunga secara diskonto dan jatuh tempo pada tanggal 7 Januari 2016;

c. Seri FR0070 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 8,375% (delapan koma tiga tujuh lima per seratus) dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2024;

d. Seri FR0068 (reopening) dengan tingkat bunga tetap (fixed rate) sebesar 8,375% (delapan koma tiga tujuh lima per seratus) dan jatuh tempo pada tanggal 15 Maret 2034

Meski laju pasar obligasi memiliki peluang kembali melanjutkan kenaikan namun, tampaknya sentimen yang ada kurang mendukung sehingga perlu diwaspada adanya aksi jual yang akan mengurangi peluang tersebut dan membuat laju pasar olbigasi berbalik melemah.

“Kemungkinan laju harga obligasi akan bergerak dengan rentang ±45 hingga 100 bps. Untuk itu, tetap cermati perubahan dan antisipasi sentimen yang ada,” tutur Reza. (angga)

CATEGORIES
TAGS