Pemerintah Tidak Serius Bangun Produk Dalam Negeri

Loading

Laporan : Sari

Ilustrasi

Ilustrasi

JAKARTA, (Tubas) – Keseriusan pemerintah membangun industri dalam negeri dan menghadapai maraknya produk impor dari Cina yang masuk ke Indonesia tidak menampakkan hasil nyata. Hal tersebut terlihat dengan semakin tergusurnya produk dalam negeri yang kalah bersaing dengan produk dari Cina dalam berbagai jenis produk yang semakin digemari masyarakat Indonesia bahkan sudah 90% produk Cina yang menguasai seluruh segmen pasar Indonesia.

Strategi dagang Cina dalam kerangka perdagangan bebas ACFTA (ASEAN-China Free Trade Agreement) di era globalisasi tidak bisa dihadapi dengan strategi konvensional. Diberlakukannya perdagangan bebas akan lebih banyak ancaman daripada peluang bagi para pengusaha lokal Indonesia.

Sebagian besar produk impor tersebut justru masuk pada pangsa pasar konsumen menengah ke bawah yang dominan dalam struktur konsumen dalam negeri. Orientasi harga murah dari kelas konsumen ini semakin memperbesar angka penjualan produk impor.

Selain itu, dominasi produk impor semakin kuat karena konsumen nasional masih berorientasi memilih produk impor (import minded) dengan menganggap produk impor lebih berkualitas dan bergengsi. Sikap pemerintah yang terlalu lemah terhadap para vendor luar membuat produk impor tersebut tidak lagi dapat terbendung dan mematikan pasar dalam negeri.

“Pemerintah belum cukup melakukan upaya persiapan bagi para pengusaha lokalnya ketika membuka pasar perdagangan bebas. Seharusnya ketika ACFTA itu mulai diberlakukan pemerintah sudah melakukan persiapan di tingkat pengusaha dalam negeri sehingga Indonesia tidak hanya dijadikan pasar tapi mampu bersaing,” kata Ketua Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Sudaryatmo kepada Tubas, di ruang kerjanya, pekan lalu.

Menurutnya pemerintah juga seharusnya melakukan public education kepada seluruh masyarakat Indonesia dengan lebih mendorong masyarakat untuk cinta produk dalam negeri. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS