Pengelola Pasar Tradisional di Jakarta Harus Berbenah Diri

Loading

Oleh: Anthon P Sinaga

ilustrasi

ilustrasi

SESUNGGUHNYA Perusahaan Daerah (PD) Pasar Jaya, milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, boleh dikatakan merupakan perusahaan raksasa, karena mengelola tidak kurang dari 153 pasar tradisional dengan ratusan ribu kios dan los tempat berniaga di Ibukota Jakarta. Dengan aset yang cukup besar ini, perekonomian di Jakarta seharusnya bisa dimonopoli, khususnya dalam pengamanan stok bahan pangan bekerja sama dengan sumber produksi Provinsi Lampung dan Jawa Barat.

Tetapi, karena pengelolaanya masih seperti perusahaan jawatan yang kental dengan birokrasi, maka fungsi perpasaran masih tetap konservatif dan tidak kompetitif. Lama kelamaan pasar tradisional semakin ditinggalkan.

Sehingga, bila ingin tetap hidup, maka pengelola pasar tradisional harus berbenah diri. Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo baru-baru ini menginginkan semua pasar tradisional harus terlihat rapi dan bersih, sehingga membuat nyaman siapa pun yang berbelanja.

Sebuah media Ibukota baru-baru ini memberitakan, upaya penyelamatan pasar tradisional di Jakarta saat ini sudah sangat dibutuhkan. Sedikitnya 40 persen dari 153 pasar tradisional dalam kondisi tidak layak. Selain fisik bangunan yang rapuh dan usia bangunan lebih dari 20 tahun, sebagian pasar juga mengalami perubahan kondisi.

Direktur PD Pasar Jaya, Djangga Lubis menanggapi berita ini dengan mengatakan, untuk menyelamatkan pasar tradisional dibutuhkan revitalisasi hingga renovasi total dan mengarahkan pengembangan pasar tradisional menjadi pasar tematis. Targetnya, agar dapat bersaing di tengah menjamurnya pasar modern di Ibukota.

Tanggapan Dirut PD Pasar Jaya ini merupakan jawaban klise yang setiap tahun diungkapkan, tetapi wujudnya tidak jelas. Setiap ada revitalisasi pasar, apalagi renovasi total, justru menimbulkan persoalan baru karena tidak terkonsep dengan baik. Bukannya meningkatkan kualitas pasar dan pelayanan para pedagang kepada pengunjung, malahan semakin menyingkirkan pedagang lama dan memasukkan pedagang baru yang hanya mengandalkan modal uang tanpa keterampilan berdagang yang benar. Pembinaan pedagang hampir tidak ada.

Pasar modern yang menyaingi pasar tradisional saat ini sudah menjamur di seantero Ibukota, bahkan juga di perbatasan kota-kota penyangga Jakarta, seperti Depok, Bekasi, Tangerang Selatan dan Tangerang. Ada pasar khusus sayur-mayur dan bumbu-bumbu dapur, pasar buah-buahan, pasar ikan dan daging yang tertata rapi, bersih, apik dan nyaman. Sehingga, pengunjung tertarik untuk berbelanja.

Untuk itulah PD Pasar Jaya memerlukan entrepteneur-entrepreneur yang andal untuk mengelola dan mengembangkan pasar-pasar tradisional agar bisa bersaing dan mengikuti perkembangan zaman serta mendatangkan pendapatan yang besar dari hasil sewa, retribusi dan pajak untuk kas daerah. Sekaligus harus bisa mengangkat harkat dan tingkat penghasilan para pedagang pasar tradisional menjadi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang tangguh.

Perlu Inventarisasi

Aset tanah untuk pasar dan tempat perdagangan lainnya di Jakarta, bila diinventarisasi dengan cermat, amatlah besar jumlahnya. Tidak hanya pertapakan 153 pasar tradisional yang tercatat saat ini. Di luar itu, mungkin masih banyak pasar-pasar kecil yang terselip di lorong-lorong atau kampung-kampung, atau pun lahan bekas kantor milik perpasaran yang tidak tercatat. Demikian pula areal pasar-pasar tempat penampungan pedagang kecil atau istilah dulu pedagang ekonomi lemah, yang tersebar di berbagai wilayah kota yang dikelola oleh instansi lain, seperti Biro Perekonomian Pemprov DKI, di luar PD Pasar Jaya.

Untuk itulah Inspektorat Pemprov DKI Jakarta perlu memeriksa kembali aset-aset tanah perpasaran, jangan ada yang sudah beralih pemilik atau pun beralih fungsi. Harap diingat, Jawatan Perpasaran sudah ada sejak Jakarta masih berstatus Kotapraja. Kekayaan properti milik Pemprov DKI Jakarta ini bila dimanfaatkan secara maksimal, maka tidak mustahil usaha perniagaan yang kelak dikelola oleh tenaga-tenaga profesional, akan bisa mengendalikan gejolak perekonomian di Ibukota dan para pedagang pasar tradisional semakin makmur. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS