Pengusaha di Tasikmalaya Cermati Kurs Rupiah

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

TASIKMALAYA, (TubasMedia.Com) – Melemahnya nilai kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sangat berpengaruh pada harga jual beragam komoditas. Apalagi, produksi komoditas itu belum mencukupi kebutuhan, misalnya, kedelai. Namun, pengusaha barang ekspor seperti bodir dan kerajinan di Tasikmalaya merasa diuntungkan.

Menurut H. Asep, para pengusaha bordir dan kerajinan di Tasikmalaya sangat hati-hati mencermati perkembangan kurs dolar akhir-akhir, sebab salah-salah akan berdampak fatal bagi pengusaha ekspor kecil-kecilan.

Beberapa pengusaha asal Tasikmalaya, khususnya yang bergerak di bidang ekspor bordir dan kerajinan tangan lainnya ke Eropa dan Timur Tengah termasuk ke Asia (Malaysia, Singapura, dan Thailand) mengakui, kenaikan kurs dolar itu mendatangkan euntungan. Di balik itu, para pengusaha bordir yang bahan bakunya didatangkan dari impor jadi kalang kabut, karena persiapan modal sangat terbatas dan perlu suntikan dana dari pemerintah, kata Asep.

Mantan Kabag Keuangan Pemkab Tasikmalaya, H. Tohirin, mengakui bahwa pelemahan rupiah memengaruhi harga jual beragam produk elektronik, termasuk agro, salah satunya kedelai, yang kini harganya cukup mencekik para pengusaha tahun dan tempe di Priangan Timur, kata Tohirin.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dalam hal pemerintah kabupaten/kota harus lebih giat meningkatkan produktivitas petani terutama dalam menggerakan petani menanam kedelai, selain tanaman lainnya.

Upaya-upaya memberikan rangsangan kepada para petani untuk meningkatkan tanaman kedelai, nantinya dapat membantu kendala yang dihadapi perajin tempe dan tahu.

Pemberdayaan para petani itu, jelasnya, untuk meningkatkan produksi kedelai. Saat ini, produksi kedelai nasional sekitar 800.000 ton per tahun. Angka itu tidak mencukupi kebutuhan yang volumenya 2-2,5 juta ton per tahun, kata Tohirin. (hakri miko)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS