Peningkatan Daya Saing Kunci Ketahanan Industri Nasional

Loading

MEMAPARKA - Dirjen KII Kemenperin Agus Tjahajana memberikan paparan mengenai Kerjasama dan Perdagangan Internasional Produk Industri pada diskusi dengan forum wartawan industri (Forwin) di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 30 Januari 2015 (tubasmedia.com/istimewa)

MEMAPARKAN – Dirjen KII Kemenperin Agus Tjahajana memberikan paparan mengenai Kerjasama dan Perdagangan Internasional Produk Industri pada diskusi dengan forum wartawan industri (Forwin) di Kementerian Perindustrian, Jakarta, 30 Januari 2015 (tubasmedia.com/istimewa)

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Di era perdagangan bebas, seperti saat ini, peningkatan daya saing menjadi salah satu kunci ketahanan industri nasional.

Untuk mengukur daya saing industri nasional, salah satu indikator yang dipakai adalah indeks Revealed Comparative Advantages (RCA). Pada tahun 2015, diperkirakan dari 5.017 produk, terdapat 1.122 produk berdaya saing kuat, di mana sebanyak 929 atau 82,79 persen merupakan produk industri.

Direktur Jenderal Kerjasama Industri Internasional (KII), Kemenperin, Agus Tjahajana, mengemukakan hal itu pada diskusi dengan wartawan di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Jumat (30/1/2015).

Dikemukakan, pada 2020, diprediksi total produk Indonesia yang berdaya saing kuat sebanyak 1.141 produk, di mana 946 produk atau 82,90 persen merupakan produk industri.

Perkiraan RCA tahun 2015 dan 2020 yang dihitung berdasarkan perkiraan pertumbuhan industri di tahun tersebut, daya saing produk industri Indonesia masih berada di bawah negara Singapura, Thailand, Malaysia, dan Vietnam. Produk industri Indonesia yang berdaya saing sekitar 22,15 persen, sedangkan Singapura (41,95 persen), dan Thailand (38,78 persen).

Sebelumnya, Dirjen KII mengatakan, dalam upaya pengembangan industri nasional, Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian telah mengamanatkan kepada pemerintah untuk melakukan kerja sama internasional di bidang industri.

Kerja sama tersebut ditujukan untuk pembukaan akses dan pengembangan pasar internasional, pembukaan akses pada sumber daya industri, pemanfaatan jaringan rantai suplai global sebagai sumber peningkatan produktivitas industri, dan peningkatan investasi. (ril/ender)

CATEGORIES
TAGS