Penyumbang Angka Kemiskinan Terbesar di Taput adalah Banyaknya Putra Putri Taput Kuliah di Luar Daerah

Loading

JAKARTA,  (tubasmedia.com) – Salah satu penyumbang angka kemiskinan terbesar di Kabupaten Tapanuli Utara (Taput) adalah banyaknya anak-anak daerah yang harus kuliah dan sekolah ke luar Taput akibat tidak adanya kampus tempat perkuliahan di Taput.

Hal itu diutarakan Bupati Taput, Nikson Nababan pada perayaan Bona Taon warga Tarutung Taput yang berada di Jakarta, Minggu 12 Maret 2024 yang disebut “Bona Taon Par Tarutung”.

Dijelaskan, dengan banyaknya anak-anak usia sekolah di Taput yang sekolah dan kuliah di luar Taput, secara otomatis telah menyedot dana dari Taput ke wilayah lain yang oleh Nikson disebut hal itu merupakan ekomomi biaya tinggi.

“Uang para orang tua di Taput tidak sempat tinggal di Taput. Kenapa? Karena para orang tua harus segera mengirim biaya sekolah dan kuliah serta biaya hidup putra/putrinya yang berada di luar Taput. Hari ini gajian, besok transfer,’’ kata Nikson menggambar kondisi perekonomian saat ini di wilayah Taput.

Oleh karena itu lanjutnya, andaikata Universitas Negeri Umum berdiri di Taput, Nikson yakin betul  perekonomian di Taput akan semakin membaik karena uang para orang tua akan berputar di sekitar Taput.

Ditambahkan oleh Nikson, jika universitas umum benar-benar ada di Taput, akan berdampak positif untuk menggerek perokonomian di seputar Taput.
Disebut misalnya,di seputar kampus akan tumbuh rumah-rumah kost, rumah makan, tempat cuci baju juga akan hidup serta foto copy dan fasilitas umum lainnya akan tumbuh subur. Bahkan putra/putri Taput tidak lagi kuliah ke luar Taput.

‘’Dengan demikian, uang masyarakat Taput bahkan uang warga dari luar put akan berputar di Taput,’’ katanya menambahkan kemiskinan pun akan dapat teratasi.

“Oleh karena itu jugalah kita mengupayakan agar Universitas Negeri Umum berdiri di Tapanuli Raya tepatnya di Tapanuli Utara,”terangnya.

Bona Taon Par Tarutung se Indonesia yang mengangkat tema “Sai Hu Ingot do Ho Tongtong” berlangsung cukup akrab dengan membicarakan banyak topik tentang pembangunan Taput.

Di bagian lain sambutan Nikson disebut bahwa setelah kurang lebih 9 tahun dia memimpin Taput, dia bersyukur pada Tuhan dimana Visi Misi Kabupaten Tapanuli Utara sebagai lumbung pangan, lumbung sumber daya manusia sudah banyak yang terealisasi.

Juga langkah-langkah yang telah dilakukan antara lain menyelenggarakan sekolah gratis tingkat SD, SMP dan SMA unggulan. Namun karena ada perubahan regulasi yaitu sistem zonasi, sekolah unggulan jadi sirna dan mengakibatkan uang sekolah lebih mahal.

Pemkab Taput juga tetap melaksanakan pendidikan informal dan memanfaatkan Balai Lapangan Kerja (BLK) sebagai tempat pelatihan baik itu pelatihan bangunan dan latihan jahit menjahit. (edison oppusunggu)

 

 

 

 

 

CATEGORIES
TAGS