Perbuatan Adalah Permohonan

Loading

Oleh : Suwardi AW

Ilustrasi

Ilustrasi

SESUNGGUHNYA mujur dan malangnya perjalanan hidup itu tumbuh dari buah perbuatannya dan dari perangainya (wataknya). Berbuat baik terhadap orang lain (menolong kerepotan orang lain) akan memetik kesenangan, sedangkan berbuat jahat terhadap orang lain (membuat sengsara dan sebagainya) akan memetik kesusahan atau menderita kesengsaraan.” (Sasangka Jati)

Jadi, apa pun yang diperbuat oleh setiap manusia akan menentukan mujur dan malangnya perjalanan hidupnya sendiri-sendiri. Berarti perbuatan kita merupakan permohonan kita kepada Tuhan. Apabila kita selalu berbuat baik, maka berarti kita selalu memohon kehidupan yang baik pula, demikian pula sebaliknya apabila kita selalu berbuat kasar, jelek terhadap orang lain, sehingga membuat kesal, benci, kecewa, gemas terhadap kita, maka berarti kita memohon hal yang serupa itu pula.

Itu semua terjadi karena Tuhan menguasai semesta alam ini, dan Tuhan tidak bersifat menghukum, tetapi sifat Mahaadil serta Mahakasih. Sifat adil itulah yang digunakan untuk menguasai dunia seisinya, yang tergelar menjadi hukum kodrat, yang membatasi keadaan semua wujud yang dapat rusak, serta yang serupa pemberian anugerah dan hukuman, sesuai dengan perbuatan setiap orang.

Dengan demikian, pada hakikatnya manusia harus percaya pada adanya Hukum Sebab-Akibat, atau Hukum Abadi, yaitu hukum yang berlaku abadi, barang siapa yang berbuat, dia pula yang akan merasakan hasilnya. Apabila seseorang telah menyadari adanya Hukum Abadi tersebut akan mudah baginya menerima setiap hal yang terjadi pada dirinya dengan rasa positif yang dilandasi sadar, percaya dan taatnya kepada Tuhan.

Namun sayang, banyak yang lupa untuk selalu menjaga kesadaran, kepercayaan dan ketaatan kepada Tuhan yang merupakan tugas suci manusia kepada Tuhan. Akibatnya yang terjadi adalah kegelapan meliputi hati manusia, lalu berbuat sekehendaknya sendiri. Perbuatan yang hanya menuruti keinginan/nafsu diri sendiri tanpa memperhatikan kepetingan orang lain sebagai sesama hamba Tuhan akan mendatangkan kesengsaraan bagi orang lain dan akhirnya juga pada diri yang berbuat.

Apabila semakin banyak manusia yang lupa dan berbuat sekehendaknya sendiri, maka kesengsaraan akan dirasakan masyarakat banyak, malapetaka dari skala kecil sampai besar terjadi, seperti: krisis ekonomi, krisis kepercayaan dan lain sebagainya.

Tugas kita bersama sebagai warga negara yang baik, adalah berupaya agar bangsa kita dapat menjadi negara yang aman, damai dan sejahtera. Untuk mencapai itu semua harus dimulai dari diri pribadi tiap warga negara untuk selalu berbuat baik dengan dasar kesadaran, kepercayaan dan ketaatan kepada Tuhan saja.

Hal ini akan menjadi teladan bagi lingkungan sekitarnya, sehingga tetangga dapat mencontoh berbuat baik pula. Apabila dalam satu lingkungan semua orang telah berbuat baik, maka aman dan damailah lingkungan tersebut, dan apabila lingkungan yang berdekatkan merasakan damainya suatu lingkungan akan menjadi teladan bagi lingkungan yang lain. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS