Perempuan Jakarta Dukung Ahok-Djarot

Loading

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Perempuan Peduli Kota Jakarta (PPKJ) angkat bicara terkait persoalan kebhinekaan di Indonesia saat ini. Puluhan ibu-ibu yang merasa jengah dengan masalah perbedaan khususnya di Jakarta akhirnya membuat pertemuan melalui sebuah diskusi hangat.

Direktur AMAN Indonesia Ruby Khalifah yang menjadi salah satu pembicara mengatakan, di Indonesia saat ini sedang masif berkembangnya paham syariat Islam. Menurutnya, paham tersebut tidak lah salah. Namun, apabila paham itu dijadikan acuan untuk mengobrak-abrik kebhinekaan di Indonesia, maka itu akan menjadi masalah.

Intelektual Muda NU itu berujar bahwa demi meredam perkembangan paham seperti itu, dibutuhkan pemimpin yang menjadi simbol kebhinekaan. Dan itu menurut dia ada pada duet Basuki Tjahaja Purnama (Ahok)-Djarot Saiful Hidayat.

“Ini bukan persoalan Ahok-Djarot, tapi soal visi-misi dan program yang memungkinkan untuk mempertahankan keberagaman NKRI,” kata Ruby di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/3).

“Kalau kita mau memperjuangkan perempuan, harus ada ruang untuk memperjuangkannya dulu. Dan ada ruang itu di paslon dua, ada wadah untuk mengkritik,” tambahnya.

Sementara itu, Sutradara dan Produser Film Nia Dinata menuturkan, penolakan terhadap calon dengan simbol pro keberagaman itu saat ini memang tak bisa dinafikan. Kampanye hitam melalui spanduk-spanduk bernada provokatif, kata dia, marak di Jakarta.

Menurutnya, saat inilah waktu yang tepat bagi warga ibukota untuk bergerak khususnya perempuan. Menyampaikan bahwa program Ahok-Djarot sangat berpihak kepada rakyat dengan lambang kebhinekaan yang melekat pada duet petahana itu.

Di lain sisi, Nia menilai, ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) merupakan program Ahok-Djarot yang sangat baik terutama bagi profesinya di bidang pembuatan film. “Saya bersyukur sudah ada RPTRA. Karena dulu susah nyari tempat syuting (berlatar taman). Tapi sekarang ada RPTRA,” pungkasnya. (red)

CATEGORIES
TAGS