Petani Garam Rakyat Minta Dibantu Pengadaan Geo Membran

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

LADANG GARAM – Anggota DPR Komisi VI Lili Asdjudiredja (empat dari kanan) bersama pimpinan PT Garam dan Direktrur Industri Kimia Dasar Tony Tanduk meninjau ladang garam di Sampang, Madura, Jawa Timur. –tubasmedia.com/sabar hutasoit

MADURA, (TubasMedia.Com) – Kalangan petani garam rakyat mendambakan uluran tangan pemerintah untuk membantu mereka dalam pengadaan geo membran. Bantuan tersebut sangat diharapkan mengingat harga geo membran teramat tinggi sehingga petani garam rakyat tidak mampu membelinya.

‘’Kami mohon pemerintah berkenan memberi bantuan atau keringanan agar kami dapat menggunakan alat yang bisa meningkatkan volume produksi,’’ kata sejumlah petani garam rakyat kepada anggota DPR Komisi VI Lili Asdjudiredja yang melakukan kunjungan saat reses ke ladang garam di Sampang Madura, Jawa Timur, Kamis lalu. Lili didampingi Direktur Industri Kimia Dasar, Ditjen Basis Industri Manufaktur (BIM) Tony Tanduk.

Geo membran adalah teknologi baru, berwujud plastik warna hitam. Alat tersebut dibentangkan di atas lahan ladang garam yang dapat meningkatkan volume produksi sekaligus memperbaiki kualitas garam. Harga geo membran cukup tinggi. Untuk menutupi satu hektare ladang garam, petani harus mengeluarkan dana sekitar Rp 20 juta yang bagi petani sebuah angka yang sangat tinggi. Geo membran merupakan barang impor yang didatangkan dari Thailand.

‘’Kalaulah misalnya untuk satu hektar bisa kami bayar sekitar Rp 5 juta, kami tidak akan keberatan. Jadi kami mohon pak Lili membantu kami,’’ demikian para petani garam rakyat kepada Lili.

Sementara itu, Direktur Utama PT Garam Yulian Lintang mengatakan hingga kini yang menggunakan geo membran baru PT Garam. Hasilnya, kata Yulian sangat menggembirakan karena produksi garam bisa meningkat antara 50 sampai 60 persen dibanding memproduksi garam dengan teknologi lama.

‘’Dan dengan geo membran, rakyat Indonesia tidak lagi mengkonsumsi garam yang bercampur tanah seperti yang terjadi selama ini,’’ jelasnya.

Lili Asdjudiredja mengatakan permintaan petani garam rakyat sangat wajar dan masuk akal. Pemerintah menurutnya tidak ada alasan menolak permintaan para petani dan bila perlu para petani garam tersebut, harus dibantu sepenuhnya.

‘’Pemerintah harus berani menanam investasi baru di sektor industri garam agar impor garam dapat dihentikan sehingga bisa menghemat devisa,’’ katanya.

Dikatakan oleh Lili bahwa jika pemerintah ingin memberlakukan swasembada garam, pemerintah harus siap menggelontorkan dana untuk investasi. Jika untuk sektor industri kecil saja pemerintah mau dan bersedia memberikan bantuan, kenapa tidak untuk petani garam.

Dengan geo membran tersebut kata Lili, selain mutu garam nasional bisa menyaingi mutu garam impor, kapasitas produksinya juga meningkat dan sekaligus diharapkan dapat menghentikan impor yang kemudian akan menghemat devisa.

‘’Daripada sejumlah bantuan dari departemen terkait yang tidak jelas dan tidak fokus serta tercecer, lebih baik dialihkan untuk membeli geo membran dan diserahkan kepada petani. Ini akan saya perjuangkan, agar dana-dana bantuan itu tidak mubazir’’ tegasnya menambahkan teknologi baru ini sangat menarik karena sekali inves, selamanya bisa panen.

Tony Tanduk saat ditanya sekitar permohonan petani garam untuk bantuan geo membran mengatakan bisa saja dilakukan dengan catatan semuanya diserahkan melalui Kementerian Perindustrian. Ini perlu katanya, agar penyaluran bantuan terkelola dengan baik. Menurut Tony anggaran pembinaan petani garam di Kementerian Perindustrian hanya Rp 40 miliar sementara di kementerian terkait mencapai Rp 105 miliar.

Dalam kesempatan itu para petani garam juga mengeluhkan berbagai masalah yang menggangu misalnya standar harga yang tidak bisa dijamin dan selalu bergejolak. Untuk itu para petani mengusulkan perlu adanya lembaga penjamin harga agar harga tetap stabil. Demikian juga resi gudang. Hal lain yang para petani dambakan adalah perbaikan infrastruktur dari dan ke ladang garam.

‘’Baik, kita akan evaluasi lima bulan ke depan sebab jika sekarang kita jawab seluruh permintaan petani garam rakyat, itu namanya terlalu pagi,’’ kata Tony Tanduk. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS