Petani Tembakau Panen, Harga Bagus
Laporan: Redaksi
Ilustrasi
PROBOLINGGO, (Tubas) – Petani tembakau di Kabupaten Probolinggo sedang memasuki masa panen. Mereka tampak senang dengan harga tembakau yang mencapai Rp 40.000 per kilogram. Menurut H.Taufik, petani tembakau asal Desa Sumur Dalam, Kecamatan Besuk dan Syaeful, petani tembakau asal Krejengan, Probolinggo, saat ditemui tubasmedia.com, baru-baru ini, harga tembakau saat ini masuk dalam catatan sejarah, karena tertinggi yang mana pada tahun-tahun sebelumnya berkisar Rp 20 – 30 ribu untuk kualitas baik.
Sehingga dengan naiknya harga tembakau yang menembus Rp 40 ribu banyak petani yang berlomba untuk panen. Menurut Syaeful, petani di Kecamatan Krejengan, Probolinggo, harga tersebut sudah berlangsung sejak bulan lalu.
Dikemukakan, mahalnya harga tembakau saat ini bisa menutupi kerugian petani tembakau tahun lalu yang dikarenakan anjloknya harga dan gagal panen.. Karena itu dia berharap harga tembakau bisa stabil hingga masa panen selesai.
H.Taufik mengatakan, dengan naiknya harga tembakau yang mencapai Rp 40 ribu petani sangat diuntungkan. Yang disesalkan dengan naiknya harga tembakau di Probolinggo banyak spekulan/tengkulak yang mulai nakal, dikhwatirkan melakukan konfigurasi dengan cara mendatangkan tembakau dari luar Probolinggo seperti Bojonegoro.
“Saya baru panen sekali. Ini daun bagian bawah yang sudah tua. Sekali tanam, tembakau ini bisa panen empat sampai lima kali. Tergantung jenisnya. Kalau lebih dari itu, biasanya kualitas tembakau sudah tidak bagus lagi,” kata Taufik.
Sedang Su’ud, Kepala Desa Besuk, Kecamatan Paiton, Probolinggo, mengatakan, kebanyakan warga di daerah telah bergantung pada tanaman tembakau. Masyarakat biasanya menggunakan sawahnya untuk satu kali tanam padi dan satu kali tanam tembakau.
“Kalau petani di sini memang mengandalkan tembakau daripada padi. Warga bahkan bisa menggadaikan barang miliknya untuk dijadikan modal menanam tembakau. Saat ini harganya terbilang mahal, Rp 40.000 per kilo,” jelas Su’ud saat. (singgih)