Site icon TubasMedia.com

Polemik Larangan Impor Sepatu dan Pakaian Jadi

Loading

 

BATAM, (tubasmedia.com) – Pedagang sepatu bekas impor di Batam menanggapi dingin seruan pemerintah yang menyatakan stop impor sepatu bekas. Apapun yang ditegaskan pemerintah itu biarkan saja begitu, sebab kendati para importir dilarang mengimpor, kami juga gampang mendapatkan barang-barang itu dari para pelancong yang hilir mudik Indonesia-Singapura.

Tapi pemerintah juga harus bersikap bijak menerapkan kebijakan melarang impor sepatu bekas dari luar negeri. Pasalnya perdagangan sepatu dan pakaian bekas ini sudah berlangsung cukup lama dan selain membuka lapangan pekerjaan kepada jutaan warga negeri ini, sepatu dan pakaian bekas itu juga dibutuhkan masyarakat banyak.

Demikian percakapan wartawan tubasmedia.com, Sabar Hutasoit dengan salah seorang pedagang sepatu dan barang-barang bekas impor di salah satu pusat perdagangan di Batam kemarin, mengomentari seruan Presiden Jokowi yang dengan tegas mengatakan stop impor sepatu bekas.

Pedagang sepatu bekas impor yang enggan menyebutkan namanya itu mengatakan, pihaknya, para pedagang sangat menghormati aturan-aturan yang diterbitkan dan tidaak ada nuat menantang.

‘’Tapi apalah mau kami bilang ya, sepatu dan pakaian bekas impor itu, mutunya jauh lebih bagus dari produk kita. Sudah branded, harganya juga teramat murah sehingga warga masyarakat sangat diuntungkan dan kami sebagai pedagang masih dapat untung yang kemudian bisa menghidupi keluarga kami. Yang jelas, peluang pasar dan konsumen kami cukup luas dan besar,’’ begitu dikatakan pedagang yang mengaku sudah cukup lama menggeluti perdagangan itu.

Heran

Mereka heran, kenapa baru sekarang ada larangan padahal transaksi perdagangan barang-barang bekas sudah berlangsung cukup lama. Kalau alasan pemerintah impor sepatu dan pakaian bekas itu akan mengancam industri dalam negeri, apa barang-barang lain yang diimpor itu tidak mengancam industri dalam negeri.

Dia menyebut bahwa barang-barang impor yang membanjiri pasar dalam negeri tidak hanya sepatu dan pakaian bekas. Tapi jenis makanan dan minuman impor serta produk-produk lain juga banyak masuk ke Indonesia, yang jelas akan mengganggu industri dalam negeri

Karena itu lanjut pedagang tersebut, jika sepatu dan pakaian jadi impor itu dianggap jadi ancaman bagi industri dalam negeri, sebaiknya para produsen lokal wajib segera mengoreksi diri dengan memperbaiki mutu dan kualitas produk-produk lokal agar bisa memenangkan persaingan di pasar dan bukan dengan melarang barang impor masuk.

‘’Jangan dimanjakan para produsen dalam negeri dengan bleid-bleid yang melindungi mereka dalam persaingan, sebab jika mereka dilindungi dengan melarang impor masuk, para produsen itu tidak akan mau memperbaiki kelemahannya,’’ kata sekelompok pedagang sepatu bekas impor.

Gertak Sambal

Hal senada juga diucapkan pedagang berbagai pakaian bekas impor di Pasar Jodoh Seken, Batam, Jumat petang. Mereka malah tersenyum saat ditanya bagaiman dampak serua pemerintah tentang larangan impor sepatu dan baju bekas.

‘Hehehe… tak usah dikomentarilah bang, itu hanya gertak sambal dan pemerintah harus tau juga bahwa jenis perdagangan satu ini digeluti jutaan rakyat kecil dan telah menghidupi keluarga kecil itu sudah berjalan puluhan tahun. Lalu kenapa sekarang diributkan,’’ kata mereka serentak.

Berdasarkan pandangan mata tubasmedia.com, sejak siang oara pedagang di Pasar Jodoh Seken itu sejumlah pria sudah mulai berkemas mempersiapkan segala perlengkapan dagangan mereka.

Mereka-pun satu per satu mulai membawa barang dagangannya yang dibungkus kantung plastik besar diangkut dari gudang untuk kemudian digelar.

Menjelang sore, pembei mulai membanjiri pasar tersebut dan transaksi-pun mulai berlangsung. Barang-barang impor yang dijual dengan beragam harga itu juga mulai diserbu pembeli, sepertinya tidak ada seruan larangan berjualan sepatu dan pakaian jadi dari pemerintah.*

Exit mobile version