Produk Kita Harus Masuk ke Cina

Loading

Laporan : Bambang Sutiyono

Ilustrasi

Ilustrasi

SEMARANG, (Tubas) – Membanjirnya barang-barang asal Cina ke pasar domestik harusnya dapat diimbangi oleh produsen kita. Mereka harus lebih kuat lagi, mendorong masuknya produk-produk unggulan Indonesia ke pasar Cina.

Serbuan barang-barang produksi Cina ke pasar domestik Indonesia, tentu tidak cukup hanya untuk diratapi. Kejadian itu, mestinya dapat dipelajari dengan seksama, sehingga kita dapat menemukan peluang atau tantangan di sana.

Sebagaimana diketahui, produk Cina yang masuk ke pasar lokal kita, yang terbanyak mainan anak, makanan-minuman, elektronik, serta akhir-akhir ini, peralatan rumah tangga.

Oleh sebab itu, produsen Indonesia harus dapat menyusun strategi. Untuk menembus pasar domestik Cina, ada dua hal yang mestinya memperoleh perhatian. Pertama, kita harus mampu mendorong masuknya barang-barang kelas premium (lebih baik) ke pasar domestik Cina. Dan yang kedua, kita menjual barang-barang yang bukan merupakan produk unggulan mereka. Jadi, Cina boleh saja menguasai pasar barang low end, di pasar kita. Tetapi mesti seimbang. Indonesia harus bisa menguasai pasar mereka, dengan barang di kelas high end.

“Bukankah menyerang adalah juga cara untuk bertahan?” Rangkaian pendapat itu disampaikan Eko Waluyo, SE, pimpinan sebuah EMKL yang sekaligus praktisi bidang ekspor-impor di Pelabuhan Semarang. Ia menyarankan, di samping itu, Pemerintah Indonesia harus segera mengambil kebijakan. Membantu produk lokal, untuk dapat masuk dan bersaing dengan produk-produk lain di pasar domestik Cina. Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-Cina, tentu membawa konsekuensi. Dan pemerintah harus berani mengambil tanggung jawab, ketika telah meratifikasi-nya.

Senada dengan itu, Suranto Hs, SE, fungsional Penyuluh pada Kantor Disperindag Kota Semarang, menegaskan, produk-produk berbasis kreativitas, spesifik dan unik, masih cukup mampu bertahan dari gempuran barang-barang asal Cina. “Industri Kecil dan Menengah (IKM) binaan kami, belum banyak terpengaruh oleh banjirnya produk negeri tirai bambu itu. Tetapi, di sektor produk makanan minuman, buah dan sayuran, serta peralatan rumah tangga dan pertukangan, membutuhkan perlindungan. Di sektor itulah banyak IKM kita,” ujarnya. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS