Produsen LHE PT PI Investasi Pabrik Baru Rp 100 Miliar

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

GUNTING PITA - Pemilik PT Pancaran Indonesia, Ho Ping (ketiga dari kiri) bersama Ketua Umum Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo) John Manoppo (keempat dari kanan) bersiap menggunting pita tanda diresmikannya pabrik baru lampu hemat energi dan lampu LED di Kawasan Industri Pancatama, Cikande, Serang, Banten, Sabtu silam –tubasmedia.com/sabar hutasoit.

SERANG, (TubasMedia.Com) – Prospek pasar bisnis lampu listrik hemat energi (LHE) di Indonesia akhir-akhir ini cukup menjanjikan. Bahkan ke depannya bisnis tersebut masih bisa berkembang seiring banyaknya masyarakat yang memerlukan lampu untuk sarana penerangan rumah atau kantor.

Berdasarkan data PT PLN (Persero), hingga kini jumlah pelanggan rumah tangga PLN sebanyak 39 juta pelanggan. Apabila satu rumah membutuhkan sedikitnya tiga lampu HE, pemakaian lampu itu bisa mencapai 117 juta unit LHE per tahun.

Untuk menyambut pasar LHE yang makin berkembang ini, PT Pancaran Indonesia (PTPI) produsen LHE merek “Cahaya” meresmikan pabrik barunya dengan nilai investasi Rp 100 miliar. Peresmian pembangunan pabrik baru perakitan lampu yang dilakukan Sabtu pekan silam dihadiri owner PTPI, Ho Ping dan Ketua Asosiasi Industri Perlampuan Listrik Indonesia (Aperlindo), John Manoppo.

Pabrik baru yang berlokasi di Kawasan Industri Pancatama, Cikande, Serang Banten itu berada di lahan seluas 7.000 m2 dan akan menyerap 1.000 tenaga kerja serta mampu berproduksi 6 juta unit LHE maupun lampu LED per bulannya atau 72 juta unit per tahun. “Jumlah produksi masih bisa kami tingkatkan lagi apalagi permintaan meningkat,” ujar Manajer Operasional PTPI Hendry Alwi.

Hendry Alwi menjelaskan, investasi senilai Rp 100 miliar digunakan untuk menambah beberapa lini produksi baru, membeli sejumlah mesin dan peralatan produksi, perluasan lahan dan berbagai sarana pendukung lain.

PTPI memiliki lima merek produk LHE, yaitu merek Cahaya, Pancaran, Baris, Haomen dan SZMR. Kelima merek tersebut telah dinyatakan oleh B4T (Balai Besar Bahan dan Barang Teknik) Kementerian Perindustrian dan Badan Standardisasi Nasional (BSN) memenuhi persyaratan Standar Nasional Indonesia (SNI) No.04-6504-2001.

Sementara itu, Ketua Umum Aperlindo, John Manoppo mengatakan, pihaknya memberikan apresiasi kepada PT PI terkait peresmian pabrik industri lampu di dalam negeri. Pasalnya, di tengah ketatnya persaingan dan pemberlakuan perdagangan bebas ASEAN-China (CAFTA) yang menerapkan tarif nol persen, ternyata perusahaan tersebut cukup berani untuk membangun industri lampu di Indonesia.

“Dengan dibangun dan diresmikannya pabrik lampu hemat energi milik PT Pancaran Indonesia ini berarti perusahaan tersebut telah mendukung program pemerintah, terutama terkait realisasi investasi, penyerapan tenaga kerja dan penghematan energi listrik melalui produk LHE yang dihasilkannya,” ujar John.

John mengatakan, di tengah ketatnya persaingan dan mendukung program pemerintah seperti yang dikemukakan barusan, maka perusahaan seperti PTPI ini boleh dikatakan sebagai pahlawan.

Terkait dengan itu, tambah John, perusahaan-perusahaan yang mau mengembangkan industrinya di Indonesia seperti PTPI patut mendapat dukungan dari pemerintah melalui regulasi, seperti penerapan P3DN (Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri) sesuai Inpres No. 2 Tahun 2009.

“Penerapan P3DN itu sendiri supaya dioptimalkan, sehingga industri di dalam negeri, salah satunya industri LHE bisa tumbuh. Demikian juga kampanye cinta produk dalam negeri supaya terus menerus dilakukan sampai masyarakat sadar untuk membeli dan menggunakan produk buatan Indonesia,” tuturnya.

Dukungan konkret lain dari pemerintah, ucap John, yaitu produsen LHE di dalam negeri meminta agar pengawasan terhadap produk LHE impor yang beredar di pasaran dilakukan secara maksimal. Hal ini perlu dilakukan agar produk LHE yang tidak memenuhi standar tidak bisa beredar di pasaran. (sabar)

CATEGORIES
TAGS