Program Pendidikan ST3 Terus Dibenahi

Loading

Laporan: Redaksi

Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Industri (Pusdiklat) Kemenperin, Mujiyono

Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Industri (Pusdiklat) Kemenperin, Mujiyono

JAKARTA, (TubasMedia.Com) – Permasalahan pendidikan yang ada di Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tidak terlepas dari permasalahan yang ada di pendidikan tinggi secara umum. Namun secara khusus masalah lain yang muncul di Kemenperin adalah masalah status perguruan tinggi di lingkungan Kemenperin itu sendiri.

Hal itu dikatakan Kepala Pusat Pendidikan dan Latihan Industri (Pusdiklat) Kemenperin, Mujiyono kepada TubasMedia.Com di ruang kerjanya pekan silam.

Menurutnya, status pendidikan di lingkungan Kemenperin sedikit banyak mempengaruhi minat calon mahasiswa untuk memilih Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (ST3) tempat melanjutkan pendidikan. Selain itu pandangan negatif terhadap masa depan sektor industri tekstil yang disebut-sebut sebagai sunset industries.

Program study yang ditawarkan di ST3 katanya belum merupakan pilihan favorit para calon mahasiswa untuk menjadikan ST3 pilihan utama karena bnamayknya program study yang lebih menarik yang ditawarkan oleh pendidikan tinggi lain di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional.

Untuk itu kata Mujiyono, keberadaan ST3 di negeri tercinta ini perlu terus dibenahi dan dikembangkan agar kebutuhan tenaga kerja terampil siap pakai di bidang industry tekstil, dapat segera terjawab.

Pengembangan ST3 dimaksudkan untuk dapat mengatasi permasalahan yang ada saat ini dalam hal pemenuhan kebutuhan akan tenaga ahli tekstil untuk menghadapi tantangan dan pertsaingan di tingkat global.

Pengembangan ST3 ditujukan untuk menjadi pendidikan tinggi vokasi yang unggul pada spesialisasi bidang teknologi tekstil yang diidamkan baik oleh mahasiswa, calon pengguna lulusan, maupun oleh masyarakat luas.

Untuk mencapai hal tersebut, pembenahan yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan sumber daya dengan cara memperbaiki kualitas tenaga akademik dan tenaga \administrasi dalam memperbaiki layanan kepada pelanggan.

Di bagian keteragannya, Mujiyono menjelaskan bahwa salah satu program perioritas Kemenperin adalah restrukturisasi industry tekstil dan produk tekstil (TPT) yaitu melaksanakan restrukturisasi permesinan ITPT sebanyak 151 perushaan dengan bantaun Rp 144,3 miliar serta peningkatan kesempatan tenaga kerja sebanyak 13 ribu orang.

Dengan demikian, kata Mujiyono, ST3 masih memiliki kesempatan untuk dikembangkan di masa mendatang guna memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli terampil bidang teknologi tekstil. Pengembangan ST3-pun menurutnya dilakukan berdasarkan analisis kekuatan, kelemahan, kesempatan dan tantangan yang ada saat ini.

Sebagai institusi pendidikan katanya, ST3 memiliki visi menjadi perguruan tinggi yang unggul dan mandiri dalam pendidikan teknologi tekstil dan garmen yang mampu bersaing secara global. Sasaran yang hendak dicapai dalam kurun waktu empat tahun (2012-2015) antara lain tersedianya tenaga ahli tekstil yang kompeten dan tersertifikasi melalui LSP-1.

Diharapkan pula ST3 bisa tampil menjadi pusat unggulan dalam teknologi tekstil periode 2015-2016. (sabar)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS