Site icon TubasMedia.com

Pupuk Hayati Temuan IPB Perlu Disebarkan ke Petani

Loading

Laporan: Redaksi

ilustrasi

ilustrasi

JAKARTA, (tubasmedia.com) – Untuk mengurangi impor beras, para pemangku kepentingan (stakeholders) di bidang produksi pertanian, khususnya Kementerian Pertanian perlu memikirkan peningkatan produksi beras dari petani Indonesia. Pupuk hayati hasil inovasi Institut Pertanian Bogor (IPB) yang dinamakan PROVIBIO IPB, perlu disebarkan kepada seluruh petani untuk meningkatkan produksinya.

Peneliti sekaligus inventor PROVIBIO IPB, Dwi Andreas Santoso, dosen Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan Fakultas Pertanian IPB, dalam siaran persnya baru-baru ini, meyakinkan bahwa pemakaian pupuk hayati tersebut dalam skala nasional akan mampu meningkatkan produktivitas padi 10-20 persen.

Berdasarkan hasil kajian Kementerian Pertanian tahun 2011-2013, pupuk hayati temuan IPB ini juga merupakan yang terbaik. Hasil uji coba skala dempot, demarea, dan skala besar oleh petani di ratusan hektare di Pulau Jawa, menunjukkan, bahwa PROVIBIO IPB mampu menaikkan produksi padi 1-3 ton gabah kering panen per hektare. Pupuk hayati ini juga mampu menurunkan penggunaan pupuk kimia hingga 50 persen.

Kementerian Pertanian tampaknya masih dibuai oleh kasus impor daging sapi, sehingga kurang perhatian terhadap inovasi-inovasi di bidang peningkatan produksi pertanian. Oleh karena itu, di era otonomi daerah sekarang ini, dinas-dinas pertanian di kabupaten dan provinsi haruslah proaktif mencari tahu tentang sumber pupuk hayati temuan IPB ini untuk disebarkan ke para petani padi di daerahnya, guna meningkatkan produktivitasnya.

Khususnya, yang lebih proaktif adalah daerah-daerah kabupaten dan provinsi di luar Pulau Jawa, yang masih berpotensi menjadi penghasil beras dengan lahan yang masih luas tersedia. Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua, kelak dapat diharapkan menjadi lumbung beras bagi Indonesia dan bahkan dunia, bila ada kemauan pemimpin negara dan pemimpin pemerintahan mendatang setelah tahun 2014.

Pulau Jawa, tidak bisa lagi diharapkan menjadi lumbung beras, karena seperti contoh lahan persawahan di Karawang sudah diserbu bangunan pabrik dan kawasan industri, kawasan perumahan, kawasan niaga, rekreasi dan pesiaran. Apalagi daerah di Jawa Barat ini sudah direncanakan menjadi tempat perluasan lapangan terbang dari Cengkareng.

Peralihan tata ruang serupa juga terjadi di lumbung beras Cianjur, Banten dll. Peruntukan pertanian yang sudah beralih fungsi ini juga terjadi di Jawa Tengah dan Jawa Timur, selain diserbu perkembangan idustri dan perumahan, juga akibat gencarnya pembangunan infrastruktur jalan tol, dll.

Pupuk hayati PROVIBIO IPB yang dapat meningkatkan produktivitas pertanian ini, mengandung sembilan mikroba bermanfaat, yakni bakteri penambat N2, bakteri bintil akar, produsen hormon tumbuh, mikroba antibau, perombak selulosa, perombak lignin, dekomposer, dan bakteri antihama. Semuanya mikroba ini selain meningkatkan produksi karena antara lain mengandung produsen hormon tumbuh, juga mengawal keberhasilan panen, karena mengandung antihama. (anthon)

Exit mobile version