Revitalisasi Pancasila

Loading

Oleh: Edi Siswoyo

Edi Siswoyo

Edi Siswoyo

KITA mengenal ada dua hari peringatan yang berkaitan dengan ideologi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Pertama, hari kelahiran Pancasila 1 Juni 1945 dan kedua, hari kesaktian Pancasila 1 Oktober. Sejumlah kalangan secara rutin melaksanakan peringatan hari-hari penting itu. Tetapi, masyarakat secara umum membiarkan hari-hari itu berlalu seperti hari biasa. Mengapa?

Nilai-nilai Pancasila yang digali dari bumi kehidupan masyarakat Indonesia oleh Soekarno (Bung Karno) menjadi ideologi dan dasar negara Indonesia. Sebagai ideologi Pancasila bersifat terbuka untuk dikembangkan sesuai kebutuhan aktual. Tetapi, ketika Pancasila tidak lagi menjadi pondasi rumah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan berbegara Indonesia maknanya menjadi hilang.

Bisa jadi sikap acuh tak acuh masyarakat terhadap kedua hari peringatan itu berkaitan dengan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, kenyataan yang ditemui–juga dirasakan–oleh masyarakat hampir semua sila dari Pancasila ditabrak habis oleh perilaku yang bertentangan dengan Pancasila. Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi telah mati dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia.

Perilaku menyimpang dari nilai-nilai Pancasila terlalu panjang untuk disebutkan. Misalnya saja, partai politik menjadi sarang koruptor. Elite politik–pejabat eksekutif dan anggota legislatif–bersikap aji mumpung menguras keuangan negara. Pemeluk agama belum bisa secara leluasa melaksanakan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya. Rakyat masih jauh dari kehidupan yang layak.

Dalam kondisi seperti itu sejumlah kalangan masih saja terus beretorika indah tentang Pancasila saat memperingati hari kelahiran maupun hari kesaktian Pancasila. Pencitraan yang dibangun melalui peringatan hari-hari bersejarah tentang Pancasila hanya akan mendegradasi makna Pancasila sebagai ideologi dan batu pondasi rumah bermasyaraka, berbangsa dan berbegara Indonesia. Revitalisasi nilai-nilai Pancasila terasa menjadi penting untuk dilakukan sebagai pekerjaan rumah kita bersama! ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS