Revolusi Kesadaran

Loading

Oleh: Fauzi Aziz

ilustrasi

ilustrasi

MEMBANGKITKAN semangat patriotisme dan nasionalisme harus secara sistemik. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah melalui proses budaya, yaitu dengan cara “Revolusi Kesadaran”. Langkah ini penting dan rasanya cukup realistis untuk dilaksanakan oleh seluruh komponen bangsa. Revolusi kesadaran yang harus dibangkitkan, jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar (saat ini sekitar 250 juta jiwa) adalah kekuatan demografis yang jika diberdayakan akan mampu menjadi kekuatan penyeimbang bagi kekuatan bangsa-bangsa lain.

Saat ini, kita punya bonus demografi yang cukup besar, dan jika negara gagal melakukan kanalisasi, Indonesia akan terperangkap pada jebakan middle income trap.

Revolusi kesadaran yang berikutnya di bawah kepemimpinan nasional yang efektif, Indonesia akan bisa menjadi superpower baru di bidang ekonomi dan kebudayaan di Asia menyusul Tiongkok dan India.

Langkah ini penting dan berdasarkan peta dasar kepemilikan aset bangsa, Indonesia cukup mempunyai sumber daya nasional yang jika digerakkan dengan pola kepemimpinan yang baik dan efektif, bangsa ini akan bisa berderap maju menuju Indonesia yang digdaya. Revolusi kesadaran harus digerakkan dengan membangun sistem politik yang kuat dan tidak dibenturkan dengan hal-hal yang bersifat pragmatis yang pemahamannya hanya sekadar digunakan sebagai instrumen manajemen kekuasaan yang berdurasi 5 tahunan.

Pada tataran budaya, bonus demografi tersebut harus dipersiapkan menjadi sumber daya manusia produktif, dan upaya ini hanya bisa dilakukan jika pendidikan, kegiatan riset dan pengembangan teknologi/inovasi harus ditata dan dilaksanakan dengan sistem yang terintegrasi, karena kedua bidang tersebut sebagai sumber penggerak kemajuan peradaban bangsa. Kekuatan global dewasa ini telah bergeser dari Barat ke Timur. Indonesia bisa menyusul Tiongkok dan india dalam mendorong kemajuan di bidang pendidikan, riset, dan pengembangan tekonologi/inovasi.

Kekuatan dana pemerintah, yang sekurang-kurangnya 20% dari total APBN, dialokasikan untuk pendidikan. Penggunaannya harus mencakup juga untuk keperluan riset dan pengembangan teknologi/inovasi. Jika memakai patokan jumlah APBN tahun ini yang mencapai sekitar Rp 1.800 triliun, maka jumlah yang harus dialokasikan untuk itu bisa mencapai sekitar Rp 360 triliun.

Peringkat Kelima

Di bidang ekonomi, saat ini, Indonesia sudah berada pada posisi 10 besar dunia dilihat dari total GDP. Hanya diurus ala kadarnya saja, GDP negara kita tanpa melihat kualitasnya sudah mampu mencapai tahap 10 besar di dunia. Kita membayangkan kalau sistem ekonomi nasional diselenggarakan dengan sistem dan tata kelola yang baik, maka GDP yang dihasilkan bisa masuk ke peringkat lima besar dunia. mendekati Tiongkok dan india. Di Asia, kekuatan besar itu adalah Tiongkok, India, Jepang, Korsel, dan Indonesia. Posisi di ASEAN, Indonesia harus menempatkan diri sebagai the leader.

Ini proses kesadaran bangsa yang harus dibangkitkan dan digerakkan oleh pemimpin nasional yang visioner untuk membangun strategi dan kebijakan baru agar bisa menempatkan posisi Indonesia dalam pergaulan internasional yang makin menentukan.

Inilah pandangan inspiratif tentang Revolusi Kesadaran yang harus dibangun untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dari bangsa-bangsa lain. Bangsa kita harus menyadari bahwa kekuasaan bukanlah segala-galanya. Para elite politik dan para calon pemimpin nasional harus punya kesadaran ini.

Yang terutama adalah pengabdian yang besar dan tulus demi kebesaran dan kejayaan bangsa. Spirit kebangsaan semacam ini merupakan bagian dari proses revolusi kesadaran di bidang politik yang patut dilakukan oleh para elite pollitik di negeri ini agar Indonesia tidak terjajah kembali. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS