Saatnya Produk UKM “Go International”

Loading

Oleh: Efendy Tambunan

ilustrasi

ilustrasi

PRODUK Usaha Kecil Menengah (UKM) Indonesia disebut-sebut kalah bersaing dengan produk dari negara-negara ASEAN lainnya. Kondisi ini mengkhawatirkan menjelang integrasi ekonomi ASEAN, akhir 2015. Apakah produk UKM masih bisa bertahan di tengah-tengah gempuran produk asing?

Supaya tetap bisa bertahan, produk usaha UKM tidak hanya mampu bersaing di tingkat lokal, tetapi juga di tingkat regional, bahkan global. Saat ini, sebagian pelaku dan pekerja di sektor UKM berpendidikan SD dan SMP, serta tidak mempunyai akses terhadap institusi keuangan. Dengan kondisi itu, tuntutan produk UKM berstandar internasional sangat berat buat pelaku UKM.

Akhir-akhir ini, produk mebel Indonesia kalah bersaing dengan mebel buatan Vietnam. Indonesia dengan tradisi pembuatan mebel yang sudah mumpuni, sekarang tersaingi oleh produk mebel Vietnam. Pemakaian mesin produksi dengan teknologi canggih diduga menjadi salah satu alas an, mengapa produksi mebel Vietnam lebih unggul.

Kondisi UKM

Produk usaha UKM berbahan baku sumber daya alam (SDA) dan non-SDA. Walaupun kita diberkahi dengan kekayaan SDA yang melimpah, tetapi produk usaha UKM kita kalah bersaing dengan produk sejenis dari pemain UKM regional. Mengapa kalah bersaing? Menurut penulis, ada berbagai faktor yang menyebabkananya.

Pertama, pemakaian teknologi rendah yang kurang presisi dan boros bahan bakar. Alhasil, penyelesaian akhir kurang baik, sehingga kualitas produk rendah. Dampak lainnya, biaya operasional mahal. Kedua, akses pasar produk usaha UKM sangat terbatas, sehingga tidak dapat menjangkau konsumen di berbagai wilayah lokal, regional, dan internasional. Karena terbatas akses pasar, banyak produk UKM yang berkualitas dengan harga kompetitif, tetapi kurang dikenal konsumen.

Ketiga, banyak pelaku UKM tidak dapat mengembangkan usaha, karena terbatas dalam pendanaan. Mereka tidak punya akses ke institusi keuangan, karena alasan geografis, tidak mempunyai sistem pembukuan, tidak mempunyai sertifikat usaha dan NPWP. Artinya, tidak bankable, karena tidak dapat memenuhi persyaratan perbankan.

Keempat, sebagian pelaku UKM mempunyai kualitas SDM yang rendah. Barang yang berkualitas dan harga kompetitif membutuhkan inovasi, kreativitas, dan keterampilan tinggi para pekerjanya. Artinya, pelaku UKM membutuhkan pekerja berkualitas tinggi.

Daya saing UKM

Pasar di Indonesia semakin dibanjiri produk dari berbagai negara. Persaingan usaha antar-UKM semakin meningkat menjelang penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN. Diperlukan sejumlah strategi untuk memenangkan persaingan pasar.

Pertama, kualitas SDM di sektor UKM harus ditingkatkan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah membangun balai pelatihan di sentra-sentra produksi UKM. Kemudian mendirikan Akademi Komunitas untuk mencetak tenaga kerja yang terampil dan inovatif. Selain itu, materi pelajaran dari tingkat SD hingga SMA harus dirancang sedemikian rupa supaya siswa lebih kreatif, inovatif, mandiri, dan sadar lingkungan.

Kedua, akses pasar terhadap produk usaha UKM dibuka melalui pameran dan internet. Pemerintah dapat memfasilitasi pelaku UKM mengikuti pameran produk usaha di berbagai kota atau negara. Langkah lainnya, membangun infrastruktur telekomunikasi di sentra UKM untuk memudahkan pelaku UKM mempromosikan dan memasarkan barangya ke konsumen melalui internet.

Ketiga, barang yang dipesan harus diterima tepat waktu. Supaya terkirim tepat waktu, proses logistik dari pengadaan bahan baku, proses pembuatan barang hingga pengiriman harus berjalan lancar. Untuk itu, infrastruktur transportasi, prasarana dan sarana, ke sentra produk harus segera diperbaiki, serta kelancaran proses bongkar- muat barang di pelabuhan terus ditingkatkan.

Keempat, penggunaan teknologi termutakhir untuk efisiensi dan perbaikan kualitas produk. Dengan teknologi ini, barang yang diproses akan lebih cepat dan bebarapa pekerjaan yang membutuhkan sentuhan manusia dengan tingkat kesulitan tinggi dapat digantikan, sehingga waktu pekerjaan lebih cepat dan biaya tenaga kerja bisa dihemat. ***

(Penulis, Dosen Teknik Sipil dan Pendiri Toba Borneo Institute)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS