Sedia Payung Sebelum Hujan

Loading

14172

Oleh: Fauzi Aziz

 

PERIBAHASA ini mungkin sudah dilupakan sebagian dari kita. Atau bahkan barangkali ada yang sama sekali memang tidak tahu maknanya. Dalam situasi dimana ketidakpastian adalah hal yang pasti, maka peribahasa “sedia payung sebelum hujan” dalam konteks kekinian menjadi relevan.

Sekian dasawarsa yang lalu, peribahasa ini sudah diajarkan pengarangnya. Cara berfikir antisipatif sudah tumbuh kala itu, betapa kita diajarkan agar selalu bersiap diri atas peristiwa apapun yang sewaktu-waktu bisa terjadi yang dapat menimpa siapa saja di seluruh dunia.

Menengok masa lalu, kita banyak mendapat pelajaran berharga dari kehidupan di negeri ini. Contohnya pembuatan lumbung padi. Ini dilakukan masyarakat pedesaan sebagai cadangan padi jika saat paceklik.

Zaman Orba, konsep ini dilembagakan menjadi skala nasional, yaitu pemerintah membentuk Badan Urusan Logistik(BULOG) sebagai badan penyangga stabilisasi pasokan dan harga 9 bahan kebutuhan pokok.

Peran lembaga ini sangat powerfull dan berhasil menjalankan fungsinya dengan baik. Tindakan ini merupakan salah satu bentuk kebijakan ekonomi untuk merespon minimal dalam dua hal,yaitu menjawab ketika mekanisme  pasar gagal menjalankan fungsinya secara sempurna.

Dan pada sisi lain menjaga stabilitas pasokan dan harga bahan pangan. Kesadaran ini sangat fundamental karena bahan pangan berhubungan langsung dengan hajat hidup orang banyak. Membangun sistem cadangan nasional di bidang apapun dewasa ini makin mendesak ketika kita sadar bahwa ketidak pastian adalah hal yang pasti.

Oleh sebab itu, pembentukan cadangan devisa dalam jumlah besar dilakukan  semua negara di dunia, baik negara maju maupun negara berkembang. Cadangan energi juga sudah banyak dilakukaan negara-negara di dunia seperti AS, Tiongkok dan sejumlah negara lain.

Karena itu, upaya pengendalian eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam banyak dilakukan sebagian negara di dunia, termasuk melakukan pembatasan ekspor, demi pembentukan cadangan nasional. Indonesia sudah waktunya membangun cadangan energi karena kehidupan dan kegiatan ekonomi sangat memerlukan ketersediaan energi, baik fosil maupun non fosil dalam jumlah yang cukup.

Sekarang pemerintah kita juga telah membangun sistem keuangan dengan membentuk cadangan moneter dan fiskal agar mampu melakukan mitigasi ketika krisis ekonomi menimpa negeri ini. Membentuk cadangan adalah pengorbanan yang rasional dan dapat dipertanggungkanjawabkan. Gerakan menabung harus digerakkan kembali karena menabung merupakan bagian dari upaya pembentukan cadangan likuiditas.

Ini penting karena dana yang terkumpul merupakan sumber dana investasi yang penting. Sekarang ini fenomenanya “terbalik”, masyarakat didorong berinvestasi menggerakkan pertumbuhan ekonomi.

Bagaimana bisa berinvestasi kalau tidak mempunyai cadangan berupa tabungan yang merupakan bagian dari kekayaaan yang dipisahkan.

Banyak hal yang bisa disebarluaskan dengan konsep “Sedia Payung Sebelum Hujan” dalam konteks apapun di abad ini dan mendatang.

Karena itu, penulis berpendapat setiap bangsa dan negara yang berdaulat harus diberikan kesempatan seluas-luasnya menetapkan kebijakan nasional untuk membentuk cadangan nasional, baik di bidang pangan, energi maupun bidang-bidang lain.

Kita perlu cadangan carbon, oksigen dan air bersih karena kita ingin hidup sehat di dunia ini. Sebab itu, menjaga kelesta rian lingkungan harus menjadi komitmen kita bersama. Semua aspek kehidupan hakekatnya memerlukan cadangan.

Amal kebajikan dan kebaikan kita ketika hidup di muka bumi adalah bentuk cadangan paling tak ternilai karena kebajikan dan kebaikan kita akan diganjar dengan pahala berlimpah oleh Yang Maha Kuasa,Tuhan pencipta langit dan bumi seisinya.

Beruntunglah kita masih memiliki peribahasa yang sangat bijak yang konten dan konteksnya tak lapuk ditelan zaman. Kebijakan pembentukan cadangan nasional adalah hak setiap bangsa untuk melindungi segenap bangsa dari berbagai ancaman yang bisa merugikan kepentingan nasional negeri bersangkutan.

Kita boleh bangga jika ekonomi bisa tumbuh, tetapi kita harus makin percaya diri, jika negara kita memiliki cadangan devisa, pangan, energy dan berbagai bentuk tabungan yang dapat dimobilisasi sebagai sumber dana investasi serta kebutuhan lain.

Di saat sumber-sumber dana untuk keperluan pembangunan makin terbatas, meskipun produk-produk pembiayaan yang ditawarkan skemanya makin beragam, tetap saja untuk mendapatkannya tidak mudah karena berbagai persyaratan akibat para penyandang dana juga berfikir adanya resiko yang harus dibayar.

Berperilaku tidak boros menjadi keniscayaan bagi siapapun, baik negara, maupun masyarakat.”Sedia Payung Sebelum Hujan” akan menjadi sangat kritikal ketika kita tidak melakukannya. Kita akan lebih bisa percaya diri dan lebih bisa menjamin stabilitas ekonomi dan juga stabilitas sosial, politik dan keamanan jika kita memiliki sistem cadangan nasional dalam banyak hal karena kita mampu melakukan mitigasi atas berbagai bentuk ancaman.

Bisa berupa krisis ekonomi, krisis pangan dan energi dan ancaman krisis lain, termasuk krisis moral dan integritas. Jadi, pelajaran berharga yang dapat ditarik adalah sejatinya memang kita tetap memerlukan pertumbuhan ekonomi. (penulis adalah pemerhati masalah sosial ekonomi dan industri).

CATEGORIES
TAGS