Site icon TubasMedia.com

Sepatu OshKosh Diproduksi di Majalaya

Loading

Laporan : Redaksi

Ingnawati

Ingnawati

BANDUNG, (Tubas) – PT Arka Footwear Indonesia (AFI), yang bergerak di bidang industri sepatu, lebih memilih hanya sebagai tukang jahit saja (maklun) ketimbang memproduksi produk sendiri. Pasalnya, tampil sebagai maklun saat ini masih lebih menjanjikan dibanding memproduksi merek sendiri.

Direktur Operasional AFI, Ingnawati mengatakan hal itu kepada Tubas di lokasi pabriknya, Majalaya, Bandung, Jawa Barat, Rabu siang. Namun untuk jadi maklun-pun terasa sulit karena jasa maklun yang diberikan buyer dari luar negeri sering tidak sesuai dengan biaya operasional yang harus dikeluarkan.

“Tapi daripada tidak ada pekerjaan sama sekali dan mencegah agar pabrik dan karyawan tidak nganggur, yah kita terima saja order dari pemesan asing. Yang jelas saat ini, jadi maklun masih lebih menguntungkan ketimbang memproduksi barang sendiri,” kata Ingawati.

Ingnawati bersama staf dan seluruh karyawan yang berjumlah 500 orang itu, katanya kini mengerjakan order memproduksi sepatu sport dari Amerika Serikat untuk dipasarkan di Singapura, Malaysia, Thailand dan Amerika Latin termasuk untuk mengisi pasar Indonesia.

Dan menurut Ingnawati, pemilik merek OshKosh B’Gosh dari Amerika Serikat itu hanya memberi kepercayaan kepada PT AFI untuk memproduksi sepatu bermerek kelas dunia tersebut. “Satu-satunya di dunia yang memproduksi OshKosh hanya kami,” jelasnya.

Ditambahkan, baru-baru ini ada juga tawaran dari produsen Polo AS sebanyak 100.000 pasang setiap bulan. Akan tetapi belum bisa dikerjakan karena jasa maklun yang ditawarkan Polo masih jauh dari yang diharapkan PT AFI. “Masih dalam proses tawar menawar,” tambahnya.

Pabrik sepatu di atas lahan seluas 4 ha yang berkapasitas produksi 1 juta pasang setahun itu, kini hanya memproduksi sekitar 500.000 setiap tahun.

Ingnawati menambahkan bahwa pihaknya merasa heran sebab harga bahan baku sepatu di Indonesia jauh lebih mahal dibanding harga dari China. Ini pula salah satu penyebab kenapa tidak tertarik untuk memproduksi merek sendiri. (sb/adm)

Exit mobile version