Setelah Gempa, Pemandian Air Hangat Sipohon Mengering

Loading

TARUTUNG, (tubasmedia.com) – Pasca gempa bumi, destinasi wisata Air Panas Sipoholon Kabupaten Taput mendadak heboh. Sebagian sumber air panas di tempat itu mengering dan tidak mengalir lagi ke kolam-kolam pemandian.

Informasi yang dihimpun, Sabtu (01/10/2022), beberapa warga pemilik pemandian sedang berusaha mencari kembali mata air panas dengan cara mencangkul dan melakukan pemboran.

Camat Sipoholon, Ronald Situmorang saat dihubungi menyampaikan, sebagian sumber air panas Sipoholon berhenti mengalir. Namun di beberapa tempat masih tetap mengalir ke kolam-kolam pemandian.

“Diperkirakan karena gempa, makanya berhenti mengalir. Masyarakat masih terus berusaha mencari kembali mata air panas itu,” kata Ronald.

Sementara Hardy Situmeang salah satu warga yang tinggal di depan air panas Sipoholon membenarkan peristiwa berhentinya air panas alam itu mengalir.

“Benar lae, mungkin ada pergeseran di bawah karena gempa bumi,” katanya.

Informasi berhentinya sebagian sumber air panas itu, kini menjadi pembicaraan hangat warga Kecamatan Sipoholon hingga ke Kecamatan Tarutung. Sampai saat ini belum ada penjelasan resmi dari yang berwenang, tentang mengeringnya sebagian sumber air panas itu.

Selain sumber air panas di Sipoholon, pasca gempa bumi yang berkekuatan 6,0 Skala Richter (SR) di Tapanuli Utara, juga mengakibatkan dinding pembatas jalan lintas Sumatera Utara dengan Sungai Aek Sigeaon ambruk. Masyarakat sekitar juga menderita kerusakan bangunan rumah akibat gempa bumi tersebut.

Masyarakat Tapanuli Utara berhamburan saat gempa bumi yang berkekuatan 6,0 Skala Richter (SR) mengguncang pada dini hari, sekitar pukul 2.00 WIB, Sabtu (01/10/2022). Bahkan, hingga sekitar pukul 9.00 WIB gempa bumi susulan masih terjadi.

Terlihat pembatas badan jalan antara Sungai Aek Sigeaon dengan Jalan Lintas Sumatera Utara (Jalinsum) ambruk dan rusak parah. Lokasi tersebut berada di Desa Hutauruk Parjulu, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara. Lokasi ini sekitar 1 kilometer dari jantung Kota Tarutung.

Seorang warga sekitar Andri (28) menjelaskan, ia bersama keluarga terpaksa harus ke luar rumah dan beristirahat di luar rumah. Hingga saat ini, pihaknya masih trauma. (roris)

 

 

CATEGORIES
TAGS