Setelah Meraih Kemenangan….?

Loading

Oleh: Fauzi Azis

Ilustrasi

MAKNA sebuah kemenangan, hakekatnya adalah sebuah proses perjuangan yang panjang untuk meraihnya. Unsur pelatihan yang bersifat mental dan pisik selalu menyertainya agar perilakunya benar-benar bisa menjadi pemenang (the winner).

Segala macam godaan dan rayuan, juga pasti turut menghadang agar manusia-manusia terlatih gagal meraih kemenangan. Inilah esensi dari shaum ramadhan sebulan lamanya, yang kemudian pas tanggal 1 Syawal mereka diposisikan sebagai manusia-manusia yang telah lulus menjalani ujian dan pada tanggal 1 Syawal pantas merayakannya sebagai sebuah hari kemenangan.

Nilai kemenangan yang seperti itu bukan sebuah kondisi yang bersifat material, tapi lebih tepat dimaknai sebagai nilai kemenangan yang bersifat spiritual dan emosional. Sebuah kemenangan sebagai simbol pernyataan pertobatan agar manusia dapat benar-benar mampu dan berkualitas menjadi wakil Tuhan di bumi untuk membangun peradaban dan menyiapkan secara mental dan pisik untuk menjadi insan yang bermatabat sekaligus beradab.

Mudah-mudahan kita semua dapat melakoninya sebagai sikap hidup dan sekaligus gaya hidup sebagai insan kamil yang dapat menyatukan kutub-kutub kekuatan yang ada pada diri kita masing-masing.

Kemenangan yang dapat kita raih adalah sebuah karya besar manusia untuk hidup di sebuah bangsa yang maju, damai dan sejahtera. Kemenangan yang benar-benar kita raih dengan pengorbanan yang jujur dan ikhlas tanpa pamrih. Bukan diwarnai dengan hal-hal yang bersifat transaksional.

Kemenangan yang harus kita jaga dengan pelatihan terus menerus tanpa henti dan kerja keras berdasarkan semangat untuk mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan mengabdi kepada kemanusiaan. Falsafah kemenangan yang seperti ini yang harus kita kelola dan tumbuh kembangkan agar bangsa Indonesia bisa mewujudkan cita-citanya yang luhur untuk menjadi salah satu bangsa yang unggul di dunia.

Menjadi economic superpower di dunia yang modalitasnya sudah kita miliki sebagai aset nasional berupa kekayaan alam dan sumber daya manusia. Jepang, awalnya hanya sebuah negara agraris yang dulunya miskin, tapi sekarang dia menjadi salah satu superpower ekonomi dunia yang diperhitungkan.

Singapura, siapa sangka bisa menjadi makmur seperti sekarang, padahal semula adalah negara miskin. Kala itu banyak yang memperkirakan bahwa Singapura terlalu kecil untuk mampu bertahan sebagai sebuah negara ketika pada tahun 1965 harus berpisah dengan Malaysia.

Namun berkat tangan dingin Lee Kuan Yew, Singapura berhasil menjadi bangsa yang maju dan makmur. Cindia (China dan India) sekarang telah menjadi bangsa yang besar di dunia. Bahkan pertumbuhan ekonominya mampu mengalahkan kedigdayaan ekonomi negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa dan Jepang.

Inilah pelajaran yang berharga dari bangsa-bangsa di dunia yang berhasil meraih kemenangan dan berhasil pula mengelola kemenangan yang diraihnya. Karya, prestasi dan reputasi selalu nampak dalam setiap negara yang berhasil membangun ekonominya. Sekarang saatnya bagi negeri ini untuk bangkit meraih kemenangan.

Bangsa ini harus mampu membangun team work yang solid untuk membangun masa depannya dan harus bisa menjadi the winner sekaligus menjadi champion sebagai bangsa yang unggul di dunia. Kapan lagi kalau nggak dimulai dari sekarang. Momen pertumbuhan ekonomi yang masih positif dan relatif tinggi harus menjadi tonggak kebangkitan ekonomi selanjutnya.

Pilar-pilar penopangnya yang rapuh harus diperbaiki dan bila perlu diganti kalau memang ternyata tidak bisa dipakai lagi. Semangat reformasi yang kita lakukan harus berorientasi kepada satu tujuan besar dari bangsa ini, yakni menjadi negara adidaya minimal di Asia menyusul Chindia.

Mampu menjadi economic leader di Asean agar mampu memimpin kawasan Asean yang damai dan sejahtera. Saatnya kita harus berubah dan mengubah diri diantara kita semua sebagai bangsa yang besar. Tidak bisa terus-terusan bersikap kontra produktif, boros dan koruptif.

Kemenangan yang kita raih, pada saat yang sama harus memiliki kapasitas dengan kemampuan tinggi untuk memberantas segala bentuk aktivitas yang kontra produktif, boros dan koruptif. Republik ini sudah terlampau tua untuk terus bereksperimen dan uji nyali.

Sebagai negara bangsa, sudah semuanya kita punyai, tinggal bagaimana memobilisasi dan mengelolanya dengan baik dan benar agar cita-cita untuk menjadi bangsa yang besar dan bersaing bisa terwujud.

Kita harus bisa menjadi pembelajar yang baik untuk bisa meraih kemenangan di berbagai kesempatan dan diberbagai bidang. Pimpin negeri ini dengan baik, bawalah kami semua menuju kemenangan. Jangan pernah abai dengan kekuatan riil yang ada di masyarakat karena disitu terpendam mutiara-mutiara kekuatan yang banyak ragam dan jenisnya yang jika dikelola akan menjadi energi positif untuk meraih sukses dan kemenangan. Semoga bermanfaat. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS