Siapa Sebenarnya Musuh KPK?

Loading

Oleh : Sabar Hutasoit

Ilustrasi

Ilustrasi

SIAPAKAH yang paling benci kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Siapakah yang paling setuju jika KPK dibubarkan. Siapa pula-kah yang paling getol mengebiri kekuatan KPK. Jawabnya singkat; Koruptor. Lalu siapa lagi? Keluarga koruptor, sahabat koruptor, solmetnya koruptor dan…siapa lagi ya…aku tau..aku tau… itu loh petinggi-petinggi negara atau petinggi-petinggi partai politik yang sempat menikmati manisnya uang korupsi.

Kenapa nama-nama itu yang menjadi musuh KPK? Namanya saja Komisi Pemberantasan Korupsi ya pastilah para pelaku korupsi yang akan diberantas itu tidak senang, ketakutan, malu ketahuan kepada khalayak ramai. Siapa sih yang mau diberantas daan siapa yang paling keras melawan suatu institusi yang sedang memberantas korupsi? Pasti koruptor!

Namun sebaliknya, rakyat kebanyakan pasti setuju dengan hadirnya KPK. Rakyat juga setuju dengan keganasan yang dilakukan KPK menjaring para koruptor. Bahkan menurut rakyat, keganasan yang dilakukan KPK masih belum maksimal dan masih tebang pilih. Seharusnya, sepak terjang KPK tidak bisa dibendung oleh siapa pun. Apakah itu presiden, Ketua DPR, pimpinan partai atau siapa saja, KPK harus dengan tegas meringkus dan menciduk semua pelaku kejahatan korupsi. Gulung dan sikat sampai ke akar-akarnya.

Dunia sudah sepakat kalau para koruptor itu adalah musuh bangsa, musuh negara bahkan musuh agama sebab tidak ada satu pun agama di muka bumi ini yang mengajarkan umatnya untuk korupsi, namun sebaliknya, seluruh agama mengajarkan pemeluk agama itu agar selalu sopan, tertib, baik, santun, jangan mencuri bahkan jangan korupsi. Tapi nyatanya, para koruptor masih saja gentayangan.

Bahkan ada pihak yang secara tidak langsung ingin “melindungi” koruptor dengan cara mengebiri kekuatan KPK. Kalau begitu siapa pula itu yang mau mengebiri KPK? Jawabnya sudah pasti solmetnya koruptor. Kenapa? Karena endak mungkin rakyat mau mengebiri kekuatan KPK sebab koruptor itu telah menyengsarakan rakyat. Karena itu dari mana pun asalnya suara yang mau mengebiri KPK dan siapa pun dia, apa pun jabatannya dan apa pun pangkatnya, dia atau mereka sudah dapat dipastikan pro atau kaki tangan koruptor.

Kalau mereka pro koruptor, sudah pasti pula mereka itu musuh agama. Kalau begitu, ya harus diberantas pula, agar jangan sampai berakar dan beranak pinak.

Hari-hari terakhir ini memang KPK terus diserang dari berbagai titik dan dengan eskalasi yang terus meningkat. Saat ini juga tengah bergulir proses yang akan melumpuhkan KPK dengan berselimut kewenangan legislasi, DPR menyusun rancangan UU inisiatif DPR untuk merevisi UU No 30/ 2002 tentang KPK.

Berdasarkan berkas yang diperoleh Indonesia Corruption Watch (ICW) per Februari 2012, tersirat jelas keinginan untuk melumpuhkan KPK. Memang, kelembagaan KPK tetap ada, tetapi kewenangan penuntutan akan dipangkas dan proses penyadapan dipersulit.

Seperti yang dikatakan Ketua KPK, Abraham Samad, bahwa adalah aneh, ibarat pelari marathon, KPK disuruh ikut lomba lari tapi tangan dan kakinya diamputasi. Jangankan memenangkan pertandingan, untuk bergerak pun endak mungkin. Hampir seperti itulah KPK dijadikan kelompok tertentu, lembaga itu tetap ada tapi sudah lumpuh.

Tapi bersyukurlah kita. Publik tidak tertipu dan ada ketegasan dari Presiden agar kewenangan penuntutan KPK tetap. Seharusnya sikap yang sama juga ditunjukkan jika kita masih ingin mempunyai KPK yang kuat, dengan kewenangan yang integratif mulai dari penyelidikan hingga penuntutan.

Bersyukur pula kita masih ada sejumlah tokoh di republik ini yang dengan tegas menyatakan penolakannya terhadap rencana DPR untuk merevisi RUU KPK. ***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS