Siapa Sih Tony Tan ?

Loading

Laporan: Redaksi

Singapura

Singapura

JAKARTA, (Tubas) – Republik Singapura akan segera punya presiden baru, hasil pilihan rakyat. Tony Tan (71 tahun), akan menggantikan SR Nathan sebagai presiden Singapura (periode 2011-2016) dalam waktu dekat. Ia dinyatakan sebagai pemenang pilpres, Minggu (28/9), sehari setelah pemungutan suara yang berjalan lancar.

Masa bakti SR Nathan sebagai presiden negara kota itu akan berakhir 31 Agustus 2011 setelah berkuasa selama 12 tahun. Ia akan digantikan Dr Tony Tan, politikus kawakan dan bankir, yang pada pilpres Sabtu (27/8) lalu memenangkan suara tipis.

Merujuk pada berita media massa, Minggu dan Senin, begitu dinyatakan sebagai pemenang pemilihan Tony Tan langsung menyampaikan pernyataan yang menyejukkan, yakni dia akan memimpin semua warga Singapura.

“Presiden adalah untuk semua rakyat Singapura,” katanya. Ia pun menyatakan masa kampanye sudah selesai dan saatnya bekerja.

Berdasarkan catatan, kepresidenan Singapura memiliki kekuasaan veto atas penunjukan posisi kunci di pemerintahan dan mengawal cadangan devisa negara itu yang totalnya senilai 250 miliar dolar. Bekas koloni Inggris itu menjadi republik pada 1965.

Mantan Deputi Perdana Menteri

Siapa Tony Tan? Ia adalah mantan deputi perdana menteri dan orang yang dekat dengan Partai Aksi Rakyat (PAP) yang berkuasa di negara kota itu. Maka, dia tergolong politikus kawakan yang sudah lama tampil dalam panggung politik di negara tetangga kita itu. Pada pilpres yang diikuti empat kandidat (Tan Kin Lian, Tony Tan, Tan Cheng Bock dan Tan Jee Say) , Tony Tan meraih 744.397 suara dengan perbedaaan 7.269 suara dari saingan terdekatnya.

Sebelumnya, Departemen Pemilihan memerintahkan penghitungan ulang semua suara setelah penghitungan pertama menunjukkan perbedaan suara yang diraih dua calon kurang dari dua persen.

Calon-calon presiden Singapura adalah individu dan nonpartisan, tetapi Tony Tan adalah tokoh yang diasosiasikan dekat dengan partai berkuasa, setelah dia keluar Juni lalu untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden.

Ia menjadi anggota parlemen selama 27 tahun dan sebagai menteri lima kali sebelum pindah ke Government of Singapore Investment Corporation (GIC), yang menanamkan modal di cadangan devisa Singapura.

Dalam pilpres Sabtu lalu, saingan terdekatnya adalah Tan Cheng Bock, 71 tahun, yang bersuara oposisi dan menyerukan pemisahaan jelas antara presiden dan pemerintah kendati dirinya bekas anggota PAP. “Presiden bukan harus orang dekat partai politik,” kata Bock sebelum pemilihan itu.

Penyelenggaran pilpres tahun ini adalah yang kedua kali dalam sejarah Singapura. Pilpres pertama pada 1993. Pada 1999 dan 2005 pemilihan tidak digelar karena hanya satu kandidat, yaitu Presiden SR Nathan. Presiden Nathan, yang telah menjabat dua periode, memutuskan tidak mencalonkan diri walaupun konstitusi tidak membatasi masa jabatan presiden. (emt)

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS