Sisi Lain dari Ketertiban Singapura

Loading

Laporan: Redaksi

Ilustrasi

SINGAPURA, (TubasMedia.Com) – Mendengar nama Singapura, pikiran kita langsung terfokus kepada suasana tertib, lancar, bersih dan rapih. Memang benar. Hampir seluruh sudut di kota singa itu berada pada kondisi rapih. Jauh dari kesan semrawut, jauh dari kesan kotor dan jauh dari kesan kumuh.

Suasana lalulintas-pun di kota tersebut amatlah tertib dan seluruh pengguna jalan raya, baik pengendara kendaraan bermotor maupun pejalan kaki, sangat disiplin, saling menghargai dan tidak ada saling serobot.

Untuk angkutan umum bus kota, naik turun penumpang pun tidak bisa di sembarang tempat. Namun sudah ada halte tertentu. Di halte yang sudah ditetapkan itulah dibenarkan penumpang naik atau turun. Beda dengan Jakarta misalnya yang mana penumpang bisa turun di sembarang tempat dimana dia mau turun, tinggal teriak atau mengetok body bus sambil berteriak; ‘’pinggir….!”

Demikian juga taksi. Tidak bisa dihentikan calon penumpang di setiap tempat. Sudah jelas ditetapkan halte pemberhentian taksi. Jadi seberapa kencang-pun suara kita memanggil sambil melambai-lambaikan tangan untuk menghentikan taksi, sopirnya tidak akan mau berhenti. Dia hanya mau menaikkan penumpang di tempat yang sudah ditetapkan. Kalau tidak, si sopir akan kena denda.

Tapi gambaran ketertiban tadi sangat beda dengan suasana di salah satu sudut kota Singapura yang dikenal dengan The Litle India atau Ferrar Park. Little India memang benar-benar mirip dengan India, termasuk konstruksi jalan dan sanitasinya, hal inilah sebenarnya yang membuat daerah ini sangat berbeda dengan kabupaten-kabupaten asli lainnya di Singapura.

Little India terletak di sebelah timur Singapore River berseberangan dengan China Town, terletak di bagian barat sungai dan bagian utara Kampong Glam. Daya tarik utama di Little India adalah kota itu sendiri. Little India mempertahankan identitasnya yang berbeda tanpa mengubahnya menjadi obyek wisata dan ini adalah salah satu tempat paling berwarna dan menarik untuk dikunjungi di Singapura.

Nyata Bedanya

Membandingkan Orchad Road dan kabupaten lainnya dengan Little India sangat nyata bedanya. Di Orchad Road segala-galanya sudah diatur sedemikian rupa. Namun di Little India, tampaknya lebih bebas.

Mau nyebrang jalan raya, sah-sah saja walau lalulintas penuh sesak dengan mobil. Demikian juga buang sampah. Hampir seluruh halte bis di Lintte India, Ferrar Park penuh dengan sampah yang berserakan. Bandingkan dengan kabupaten lain di Singapura, sepotong tusuk gigi saja, tidak dibenarkan jatuh di luar tong sampah.

Orang merokok-pun sudah ditentukan tempatnya. Akan tetapi di Little India, pengaturan itu tampaknya belum ada, bebas merokok dimana maunya.

Wartawan TubasMedia.Com, Sabar Hutasoit bersama rombongan yang kebetulan lewat di trotoar salah satu pusat pembelanjaan sempat digaet seorang pria menawarkan jasanya sambil berteriak ; bang taksi bang…argo murah…,’’ teriak pemuda setengah baya yang tampil parlente.

Suasana seperti itu sudah sejak lama tidak dapat ditemui di kabupaten lain di Singapura. Tidak jelas kenapa Little India- Farrer Park bisa tampil beda dengan yang lainnya.

Pemandangan lain yang ditemukan di Little India adalah ulah pedagang yang menempatkan kulkas tempat dagangannya serta meja dan kursi di trotoar tempat pejalan kaki seperti yang sering terlihat di kota-kota besar di Indonesia.

‘’Wah, seperti di Jakarta ya, trotoar dipake pedagang…,’’ teriak salah seorang warga Indonesia yang berada di daerah itu.***

CATEGORIES
TAGS

COMMENTS